Dampak Penurunan Suku Bunga Acuan Terhadap Minat Investasi
ilustrasi penurunan suku bunga. Dok/Istimewa
Di sisi lain, perusahaan yang mendapatkan kredit murah dapat meningkatkan belanja modal (capital expenditure) mereka untuk ekspansi, modernisasi, atau pengembangan produk baru. Hal ini akan merangsang pertumbuhan sektor riil, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
- Minat terhadap obligasi menurun
Dampak langsung dari penurunan suku bunga acuan adalah turunnya imbal hasil obligasi, terutama obligasi pemerintah yang dianggap sebagai instrumen berisiko rendah. Bagi investor yang mengincar pendapatan tetap, penurunan suku bunga membuat obligasi kurang menarik karena return yang ditawarkan menjadi lebih rendah. Sebagai hasilnya, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke instrumen yang menawarkan return lebih tinggi, seperti saham atau properti.
Disisi lain , penurunan suku bunga juga dapat meningkatkan harga obligasi yang sudah diterbitkan sebelumnya dengan kupon yang lebih tinggi. Hal ini dapat menciptakan peluang bagi investor untuk memperoleh capital gain dengan menjual obligasi yang sudah ada di pasar sekunder.
- Investasi di sektor riil akan terdorong
Dunia usaha akan lebih mudah melakukan ekspansi dan investasi akan lebih agresif di sektor riil. Selain itu perusahaan yang mendapatkan akses ke pembiayaan murah dapat meningkatkan produksi, atau membuka lini usaha baru. Ini bukan hanya menguntungkan perusahaan besar, tetapi juga sektor UMKM yang biasanya sensitif terhadap biaya pinjaman.
Dengan adanya penurunan suku bunga ini akan meningkatkan daya beli masyarakat, yang tentu saja akan meningkatkan konsumsi domestik. Kondisi ini menciptakan peluang investasi di berbagai sektor seperti manufaktur, perdagangan, dan jasa, karena meningkatnya permintaan dari konsumen.
Tantangan dan Risiko Penurunan Suku Bunga
Selain memiliki dampak positif terhadap investasi, penurunan suku Bungan juga memiliki tantangan dan risiko yang harus diperhatikan, diantaranya adalah :
- Adanya potensi Inflasi
inflasi, dan likuiditas berlebihan akan terjadi jika Jika penurunan suku bunga yang terlalu lama dan tanpa diimbangi dengan peningkatan produksi barang dan jasa. Ketika inflasi naik, nilai riil dari investasi bisa tergerus.
- Ketergantungan pada kredit
Jika suku bunga rendah ini akan menyebabkan perusahaan ataupun individu untuk melakukan pinjaman kepada bank, dengan tidak terkendali. Sehingga pada saat suku bunga kembali naik mereka bisa kesulitan membayar utang- utang tersebut, dan dapat memicu masalah keuangan.
Dampak yang signifikan terhadap minat investasi di berbagai sektor akan terjadi pada saat dilakukan penurunan suku bunga acuan oleh Bank. Kebijakan ini mendorong minat investasi di pasar saham dan properti, meningkatkan likuiditas, serta memacu investasi di sektor riil. Namun, meskipun banyak manfaatnya, kebijakan suku bunga rendah juga memiliki risiko, seperti potensi inflasi dan adanya ketergantungan terhadap kredit. sehingga, investor tetap harus bijak dalam memanfaatkan kondisi suku bunga rendah dan selalu mempertimbangkan faktor risiko yang ada.
Related News
Jika Bursa Efek Indonesia Buka 24 Jam
Berburu Cuan di Saham Melalui Window Dressing
Saham Energi Baru Terbarukan (EBT), Secerah Apa?
Melirik Saham-Saham Mantan LQ45
Dampak Kebijakan Pemutihan Utang Terhadap Saham Perbankan
Permintaan Emas Global Pecah Rekor USD100 Miliar: Investor Panik?