EmitenNews.com - Jika tak ada aral melintang, secara resmi pemerintah akan meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Senin (24/2/2025). Badan ini akan menjadi tonggak baru bagi pengelolaan BUMN di Indonesia, yang mengelola aset BUMN ribuan triliun. Sumber dana jumbo itu, di antaranya penyertaan modal negara, selain hasil efisiensi anggaran.

Dalam informasi yang dikumpulkan Minggu (23/2/2025) diketahui pembentukan Danantara membutuhkan modal besar. Dalam draft final Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-12 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025, disebutkan sumber dananya.

Danantara sebagai Badan Pengelola Investasi akan mendapatkan modal bersumber dari penyertaan modal negara dan sumber lain. Penyertaan modal negara dapat berasal dari dana tunai, pemberian barang milik negara, dan kepemilikan saham negara pada BUMN.

Modal Danantara sebagai Badan Pengelola Investasi ditetapkan paling sedikit Rp1.000 triliun. Modal itu bisa saja bertambah bila ada penambahan suntikan modal negara ataupun dari sumber lain.

Sebelumnya, dalam Puncak Perayaan HUT Ke-17 Partai Gerindra, Presiden Prabowo Subianto mengatakan Danantara bisa dapat suntikan modal hingga Rp300 triliun lebih dari hasil efisiensi anggaran tahun 2025.

Prabowo memaparkan efisiensi anggaran negara bakal dilakukan hingga tiga tahap tahun ini. Total anggaran yang dihemat dari tiga tahap tersebut mencapai Rp750 triliun.

Pertama, sudah berjalan setelah dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025. Nantinya akan ada efisiensi putaran kedua, Prabowo menargetkan efisiensi anggaran hingga Rp308 triliun.

Penghematan bukan hanya pada APBN, juga melalui dividen dari BUMN. Dari dividen perusahaan negara tersebut kiranya dapat terkumpul Rp300 triliun, Rp100 triliun di antaranya akan dikembalikan untuk modal kerja.

Total dari tiga putaran penghematan tersebut mencapai USD44 miliar atau sekitar Rp750 triliun, yang akan dibagi pada dua program prioritas. Pertama,USD24 miliar untuk program makan bergizi gratis (MBG). Sisanya USD20 miliar, atau Rp324,3 triliun, ditujukan untuk menyuntik modal kelolaan ke Danantara.

Presiden Prabowo juga pernah menyampaikan Danantara akan mengelola aset jumbo senilai USD900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun (kurs Rp 16.350) saat beroperasi.

Dalam draft final RUU BUMN yang disetujui DPR, disebutkan aset Danantara dapat berasal dari beberapa hal. Pertama dari modal Danantara baik dari negara maupun sumber lain, kedua hasil pengembangan aset Danantara, kemudian yang ketiga pemindahan aset negara atau aset BUMN.

Keempat aset Danantara bisa jadi didapatkan dari hibah dan terakhir beberapa sumber-sumber aset lain yang sah. ***