EmitenNews.com - Cashlez Indonesia (CASH) tengah merancang private placement maksimal 143.112.551 helai alias 143,11 juta lembar. Penerbitan saham anyar itu setara 10 persen dari jumlah modal ditempatkan, dan disetor penuh perusahaan. Pengeluaran saham anyar itu, dibalut nilai nominal Rp12.

Dan, rencana tersebut telah mendapat lampu hijau dari para pemodal via rapat umum pemegang saham luar biasa. Dalam rapat itu, para saudagar memberi suara sebesar 52,97 persen. Persentase dukungan suara sebesar itu, mewakili 304.507.022 suara. Itu hasil RUPS Luar Biasa pada Jumat, 31 Mei 2024 lalu. 

Sehubungan dengan private placement itu, perseroan akan melaksanakan program kepemilikan saham karyawan atau Management Employee Stock Option Program (MESOP). Program MESOP berupa pemberian hak opsi kepada peserta program (Optionee) untuk membeli saham baru perseroan dengan jumlah maksimal 143,11 juta lembar.

Peserta program MESOP akan ditetapkan oleh dewan komisaris perseroan dengan memperhatikan rekomendasi komite remunerasi, dan nominasi perseroan. Hak opsi didistribusikan dua tahap. Tahap I pada Januari 2025 maksimum 70 persen dari total hak opsi dalam program MESOP. 

Tahap II paling lambat pada Januari 2026 untuk sisa total hak opsi belum didistribusikan dalam program MESOP. Masa berlaku hak opsi sampai 18 April 2030 dengan memperhatikan window exercise yang dibuka oleh perseroan. 

Perseroan berkeyakinan peningkatan kinerja secara konsisten karena komitmen manajemen, dan karyawan. Perseroan akan terus melaksanakan strategi-strategi untuk menghasilkan kinerja maksimal, dan mempertahankan pertumbuhan berkesinambungan. Program MESOP untuk meningkatkan rasa memiliki manajemen, dan karyawan terhadap perseroan, sehingga dapat meningkatkan kinerja masing-masing peserta program MESOP yang pada akhirnya meningkatkan kinerja perseroan.

Realisasi rencana itu, akan mengakibatkan jumlah saham perseroan bertambah, dan berpengaruh terhadap pemegang saham. Setelah penambahan modal itu, persentase kepemilikan saham yang melakukan eksekusi akan mengalami dilusi maksimal 9,09 persen. Nah, untuk memuluskan rencana itu, perseroan akan meminta restu para pemodal. (*)