Delta Dunia (DOID) Akuisisi Tambang Antrasit di Amerika USD122,4 Juta
Gambar mobil operasional PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)
EmitenNews.com - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), melalui anak perusahaan PT Bukit Makmur Internasional (BUMA International) bernama American Anthracite SPV I, LLC, telah menandatangani Perjanjian Pembelian Saham (SPA) untuk mengakuisisi Atlantic Carbon Group, Inc. (ACG), produsen antrasit UHG terbesar kedua di Amerika Serikat. Transaksi ini diperkirakan akan selesai pada Juni 2024, dengan rincian lebih lanjut akan diumumkan setelah penyelesaian transaksi.
Kesepakatan senilai USD 122,4 juta ini akan memberikan Delta Dunia Group kepemilikan atas empat tambang antrasit UHG di Pennsylvania. Setelah akuisisi ini, Grup akan menjadi salah satu produsen utama antrasit UHG di dunia, mendiversifikasi bisnisnya secara geografis dan dalam komoditas masa depan, sesuai dengan strategi transformasinya.
Transaksi ini menarik dari sisi finansial karena valuasi, leverage, dan dampaknya yang positif terhadap pendapatan, serta memperluas hubungan Grup dengan pelanggan dan pemangku kepentingan utama. Melalui akuisisi ini, Grup akan mengambil alih kendali atas operasional ACG.
Antrasit UHG merupakan bahan penting untuk produksi baja rendah karbon (LC Steel) yang dapat mengurangi emisi karbon hingga 74%. Cadangan antrasit Grup cukup untuk mendukung penambangan selama lebih dari 25 tahun, mendukung kapasitas produksi hingga 25 juta ton LC Steel per tahun.
Direktur Utama Delta Dunia Group, Ronald Sutardja, menyatakan bahwa transaksi ini merupakan tonggak sejarah penting bagi Grup. Setelah transaksi selesai, Grup akan mencapai beberapa tujuan strategisnya, termasuk menjadi pemilik tambang untuk komoditas penting dalam produksi LC Steel dan memperluas jejak geografisnya ke wilayah pertambangan utama lainnya.
Kesepakatan ini juga akan mendiversifikasi pendapatan Grup, menurunkan ketergantungan pada batu bara termal menjadi di bawah 50% dari total pendapatan pada 2028.
Ekspansi ke AS memungkinkan Grup untuk memanfaatkan peningkatan permintaan antrasit UHG yang digunakan dalam Electric Arc Furnace (EAF). Selama dekade terakhir, ekspor antrasit dari AS tumbuh dengan CAGR 10,6% dari FY2014 hingga FY2023.
Proyeksi ekspansi kapasitas produksi baja di AS dan Eropa difokuskan pada EAF, dan antrasit UHG dari AS akan menjadi sumber pasokan penting bagi EAF secara global. Selain itu, pemerintah di beberapa yurisdiksi utama, seperti Inggris dan Jerman, mendorong konversi dari Blast Furnace ke EAF.
Transaksi ini didukung oleh posisi kas kuat Grup dan fasilitas pembiayaan sindikasi sebesar USD 750 juta dari PT Bank BNI (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kegiatan operasional ACG diharapkan menambah pendapatan sebesar USD 120-130 juta per tahun, yang merupakan tambahan dari panduan pendapatan Grup untuk FY2024 berdasarkan kegiatan operasional yang sudah ada.
Transaksi ini juga memajukan tujuan strategis Grup untuk mendiversifikasi portofolionya dan mengurangi ketergantungan pada batu bara termal. Dengan penambahan operasional ACG, pendapatan dari future-facing commodities akan meningkat dari 19% pada FY2023 menjadi 28% pada FY2024.
Selain mengurangi emisi karbon melalui penggunaan antrasit UHG di EAF, operasional ACG juga meningkatkan hasil lingkungan dengan praktik pertambangan berkelanjutan, serta memulihkan dampak lingkungan yang terjadi sebelumnya.
ACG merehabilitasi lahan yang telah ditambang lebih dari satu abad lalu, mengubahnya menjadi area yang cocok untuk pengembangan, rekreasi, dan konservasi. Tindakan ini mencakup pembukaan kembali terowongan tambang lama untuk membuang material yang tersisa, penerapan langkah-langkah pengendalian erosi dan sedimen, pembentukan kembali lanskap ke kontur alaminya, serta penanaman kembali rumput dan pepohonan di area tersebut.
Related News
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M