Divestasi Saham SILO, Ini Penjelasan Komprehensif LPKR
Gedung RS Siloam Hospitals berdiri di tepi pantai. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Lippo Karawaci (LPKR) menanggalkan pengendalian atas Siloam Hospitals (SILO). Itu setelah menuntaskan penjualan 18,57 persen saham Siloam kepada Sight Investment Company Pte Ltd. Transaksi senilai Rp3,85 triliun itu, telah dituntaskan pada 14 Juni 2024.
Menyusul divestasi 1,35 miliar saham Siloam dengan harga pelaksanaan Rp2.850 per lembar itu, timbunan saham Siloam dalam pangkuan Lippo Karawaci tersisa 29,09 persen dari semula 38,66 persen.
Transaksi itu, klaim manajemen Lippo Karawaci dilatari oleh langkah strategis untuk mengurangi tingkat utang, dan memperkuat fokus pada bisnis real estate dengan tetap mempertahankan kepentingan strategis pada Siloam. Sebagai perusahaan bergerak bidang real estate, perseroan perlu lebih memperkuat fokus pada bisnis utama bidang real estate.
Setelah transaksi, perseroan akan tetap fokus pada kegiatan inti yaitu real estate, dan life style. Bisnis real estate merupakan bidang usaha utama perseroan sejak didirikan. Tidak terdapat perubahan atas bidang usaha utama tersebut. Langkah itu, dirasa akan berdampak positif pada kondisi keuangan perseroan ke depan.
Perseroan tetap berfokus pada pengembangan operasional kawasan terintegrasi penuh, mencakup land banking, pengembangan kota mandiri, perumahan, lahan industri, perhotelan, mal gaya hidup, dan taman pemakaman. Perseroan juga akan menyelesaikan proyek-proyek pembangunan dikembangkan perseroan, dan entitas anak.
”Perseroan juga dapat melakukan penghematan karena salah satu tujuan penggunaan dana hasil transaksi untuk membayar utang termasuk obligasi dolar Amerika Serikat (USD),” tegas Ratih Safitri, Sekretaris Perusahaan Lippo Karawaci.
Tidak ada dampak material yang dapat merugikan proses bisnis perseroan maupun entitas anak setelah penuntasan transaksi. Sejak pendirian rumah sakit pertama di Lippo Village pada 1992, perseroan telah berhasil mengembangkan Siloam menjadi jaringan layanan kesehatan terkemuka dengan 41 rumah sakit, dan lebih dari 60 klinik seluruh Indonesia.
Dengan pelaksanaan transaksi itu, perseroan berhasil membukukan keuntungan atas investasi di Siloam selama ini. Dana hasil transaksi, kurang lebih 60 persen untuk memperkuat struktur permodalan dengan menurunkan jumlah utang. Sedang sisanya akan untuk membiayai sejumlah perseroan, berupa investasi, dan modal kerja.
Saat ini, perseroan masih mengkaji langkah-langkah selanjutnya mengenai rencana investasi dimaksud. Detail dan timeline lebih lanjut akan disampaikan sesuai ketentuan perundang-undangan berlaku. Perseroan akan melakukan liability management secara bertahap. Sampai 31 Desember 2024, perseroan berencana untuk melunasi Bonds 2026. (*)
Related News
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M
Tempo Scan (TSPC) Bagikan Dividen Interim Rp112,7M, Telisik Jadwalnya
Emiten Prajogo (PTRO) Gelar Stock Split 1:10 Saham Bulan Depan