EmitenNews.com - PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) menargetkan volume produksi dan penjualan di 2022 setidaknya tumbuh 15- 20 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya, dengan proporsi penjualan domestik yang masih akan mendominasi.


“Kami juga tentunya akan selalu memenuhi kewajiban DMO yang ditetapkan pemerintah,” kata Direktur Utama SMMT, Roza Permana Putra dalam paparan publik permintaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (8/4/2022).


Ia menambahkan, perseroan berhasil menjalankan beberapa langkah strategis di saat momentum harga dan permintaan batu bara sedang tinggi-tingginya di tahun 2021.


Alhasil, pencapaian kinerja keuangan dan operasional Perseroan tahun 2021 melampaui target yang ditetapkan.


“Tambang Sumatera untuk pertama kalinya berhasil menembus volume produksi dan penjualan lebih dari 1 juta ton di 2021 atau dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil penjualan meningkat 143 persen secara tahunan dan laba bersih menjadi Rp250 miliar. Dengan kinerja yang positif ini, saldo kas dan setara kas mengalami kenaikan Rp123 miliar menjadi Rp188 miliar, diikuti rasio lancar yang membaik menjadi 2,13 kali per posisi 31 Desember 2021. Manajemen memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh karyawan dan tim manajemen atas kerja keras selama ini,” jelas Roza.


Roza lebih lanjut menambahkan, pencapaian kinerja 2021 merupakan validasi atas kesigapan Perseroan menghadapi situasi kenaikan permintaan batu bara yang tidak terduga.


Terkait lonjakan harga saham SMMT, Roza menyampaikan, bahwa Perseroan menyerahkan sepenuhnya pergerakan harga saham kepada mekanisme pasar yang berlaku.


"Kami percaya bahwa lonjakan harga saham SMMT, terutama di bulan Maret 2022, berkolerasi erat dengan pertumbuhan kinerja keuangan dan operasional Perseroan tahun 2021, yang tercermin dalam laporan keuangan berkala yang disampaikan kepada Bursa. Dengan harga komoditas batu baru yang masih tinggi hingga saat ini, dan permintaan yang tinggi, kami percaya faktor-faktor tersebut akan menjadi booster saham emiten batu bara pada umumnya. Dan wajar bila investor saham menaruh harapan besar pada pertumbuhan laba emiten batu bara di 2022,” pungkas dia.