Drop 789 Persen, Fast Food (FAST) Maret 2024 Tekor Rp196 Miliar

Gerai KFC besutan Fast Food Indonesia tampak dihiasi oleh sejumlah kendaraan para pengunjung. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Fast Food Indonesia (FAST) per 31 Maret 2024 memupuk rugi Rp196,21 miliar. Bengkak 789 persen dari periode sama tahun lalu hanya rugi Rp22,06 miliar. Oleh sebab itu, rugi per saham dasar makin menebal menjadi Rp49 dari sebelumnya Rp6.
Pendapatan Rp1,17 triliun, susut 17 persen dari posisi sama tahun lalu Rp1,42 triliun. Beban pokok penjualan Rp514,42 miliar, turun tipis dari edisi sama tahun lalu Rp522,50 miliar. Laba kotor tercatat Rp664,17 miliar, menukik 26 persen dari fase sama tahun lalu Rp901,41 miliar.
Beban penjualan dan distribusi Rp703,63 miliar, susut dari Rp740,84 miliar. Beban umum dan administrasi Rp199,94 miliar, bengkak dari Rp186,19 miliar. Beban operasi lain Rp8,10 miliar, bengkak dari Rp4,82 miliar. Penghasilan operasi lain Rp16,04 miliar, turun tipis dari edisi sama tahun lalu Rp17,74 miliar.
Rugi usaha Rp231,45 miliar, bengkak 1.722 persen dari edisi sama tahun lalu tekor Rp12,70 miliar. Penghasilan keuangan Rp1,10 miliar, berkurang dari Rp2,03 miliar. Pajak final atas penghasilan keuangan Rp221,68 juta, susut dari Rp407,76 juta. Beban keuangan Rp19,52 miliar, bengkak dari Rp17,79 miliar.
Bagian atas rugi entitas asosiasi Rp1,12 miliar, drop dari laba Rp1,86 miliar. Rugi sebelum pajak penghasilan Rp251,21 miliar, nyungsep dari minus Rp26,99 miliar. Pajak penghasilan Rp54,13 miliar, melejit dari Rp4,92 miliar. Rugi periode berjalan Rp197,08 miliar, bengkak dari hanya Rp22,06 miliar.
Total ekuitas Rp535,30 miliar, mengalami penyusutan dari akhir tahun sebelumnya Rp723,87 miliar. Jumlah liabilitas terakumulasi sebesar Rp3,42 triliun, bengkak dari posisi akhir 2023 senilai Rp3,18 triliun. Total aset Rp3,96 triliun, menanjak dari akhir tahun sebelumnya senilai Rp3,91 triliun. (*)
Related News

Tambah Kepemilikan, Investor Kawakan Ini Beli 1,9 Juta Saham BOAT

Direktur Michael Albert Massie Mundur, Dijamin tak Berdampak Negatif

Setelah Transaksi 10 April, Dirut Ini Kuasai 68 Persen Saham ITIC

Terobosan Inovatif PLTB Tolo: Efisiensi dan Keberlanjutan dalam Energi

Lanjutkan Pengeboran, Indo Tambangraya (ITMG) Sedot Dana Rp10,5M

Saham NICL Diborong Lagi Harga Atas Pasar