EmitenNews.com -  Dua emiten afiliasi Boy Thohir, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), telah memutuskan untuk tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2024 kepada para pemegang sahamnya.

Keputusan tersebut tertuang daalam agenda dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) MDKA pada Selasa (10/6/2025) yang berkaitan persetujuan penggunaan laba bersih tahun 2024 setelah pajak sebesar US$9,8 juta. Dari jumlah tersebut, US$100.000 akan disisihkan sebagai cadangan, sementara sisa laba bersihnya akan dialokasikan sebagai saldo laba ditahan (retained earnings).

MDKA mencatatkan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$55,76 juta pada tahun 2024, jumlah rugi ini meningkat 169,9% (year-on-year)dibandingkan dengan kerugian tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$20,66 juta.

Sementara itu, RUPST MBMA yang juga digelar pada tanggal yang sama, Selasa (10/6/2025) memutuskan untuk tidak membagikan dividen tahun buku 2024. Laba bersih setelah pajak MBMA yang tercatat sebesar US$79,5 juta akan dialokasikan untuk dana cadangan sebesar US$1.000, dan sisanya akan dimasukkan ke dalam saldo laba ditahan serta kepentingan non-pengendali untuk tahun buku 2024.

Pada perdagangan Kamis (12/6) pukul 15.15 WIB, saham MDKA tercatat kompak turun 2,69% ke level Rp 2.170 per saham, sedangkan saham MBMA turun juga sebesar 3,77% ke level Rp460 per sahamnya.

Seperti diketahui PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) membukukan laba bersih pada tahun 2024 mencapai USD79,50 juta. atau tumbuh 228,8% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Sedangkan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan rugi bersih USD 55,76 juta pada tahun 2024. 

Adapun pemegang saham Merdeka Battery sebelum IPO terdiri dari PT Merdeka Energi Nusantara 54,82%, Garibaldi 'Boy' Thohir 12,41%, Huayong International (Hongkong) Limited 8,45%, Winato Kartono (pendiri Provident Capital Indonesia) 7,05%, PT Prima Langit Nusantara 4,64%.

Sedangkan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) adalah perusahaan publik yang dimiliki oleh beberapa pemegang saham terkemuka, di antaranya PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, PT Provident Capital Indonesia (melalui PT Mitra Daya Mustika, PT Suwarna Arta Mandiri), dan Garibaldi Thohir.