Dua Saham Kontras Usai Pengumuman BEI, Satu ARA, Satu Lagi Anjlok!

Tampak interior Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI).
EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali merilis daftar Unusual Market Activity (UMA) alias aktivitas pasar tidak biasa pada Kamis (19/6/2025). Kali ini, dua saham yang masuk radar pengawasan adalah PT Perdana Gapuraprima Tbk. (GPRA) dan PT Andalan Sakti Primaindo Tbk. (ASPI) karena mencatatkan pergerakan harga yang dinilai tidak wajar dalam beberapa hari terakhir.
GPRA, yang bergerak di sektor properti, naik 15,3% dalam sepekan terakhir dan sempat menyentuh Rp181 per saham. Namun, setelah diumumkan masuk kategori UMA, saham ini langsung terkoreksi 10,5% ke level Rp162 pada perdagangan hari ini.
Adapun informasi terakhir yang dirilis oleh GPRA adalah agenda paparan publik yang dilakukan pada 16 Juni 2025, sebagaimana telah dipublikasikan di situs resmi BEI.
Sementara itu, saham ASPI justru tampil mengejutkan. Dalam sepekan terakhir, saham emiten ini melonjak 80,7% ke Rp244, dan setelah status UMA diumumkan hari ini, masih terus melesat menyentuh Auto Reject Atas (ARA) di Rp304 per saham. Artinya, secara total dalam sepekan, ASPI telah mencetak kenaikan 125%.
Saham ASPI juga bukan kali pertama masuk daftar UMA. Sebelumnya, BEI telah menandai pergerakan tak wajar saham ini pada 6 Maret 2025. Informasi terakhir yang disampaikan emiten adalah laporan registrasi pemegang efek per 5 Juni 2025.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menegaskan bahwa pengumuman UMA bukan berarti otomatis ada pelanggaran regulasi.
Investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban resmi dari masing-masing emiten atas permintaan konfirmasi Bursa,” ujar Yulianto dalam keterangannya, Rabu (18/6).
BEI juga mengimbau investor untuk selalu mencermati keterbukaan informasi, menilai kembali kinerja keuangan perusahaan, serta mengkritisi rencana aksi korporasi yang belum mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dengan fluktuasi harga tajam seperti ini, investor diingatkan untuk tidak hanya melihat potensi cuan cepat, tetapi juga memahami risiko tinggi yang menyertai lonjakan harga yang tidak wajar.
Related News

Pengendali Emiten Suami Puan (BUVA) Borong 89,9 Juta Saham Harga Pasar

Gara-Gara Haji Isam, TEBE Terbang 40 Persen

NICL Cetak Laba Melejit 386 Persen di Semester I 2025

BRImo SIP Padel League 2025! BRI Gaet Anak Muda Hidup Sehat

Tiga Saham ARA Beruntun! Satu ARB, BEI Langsung Bertindak

Saham Teknologi Termahal Ngebut Naik, Kini Masuk UMA!