Dua Wilayah Indonesia ini Sumbang 80 Persen Kemenyan Dunia

Kemenyan dan produk turunannya.(Foto: SustainLife Today)
EmitenNews.com - Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus memperkuat program hilirisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah bahan baku di Indonesia, salah satunya adalah pengembangan minyak atsiri dari bahan baku kemenyan. Getah aromatik dari pohon genus Styrax ini tidak hanya bernilai budaya tinggi, tetapi juga menyimpan potensi besar dari sisi ekonomi dan industri.
“Hilirisasi kemenyan memberikan nilai tambah lebih tinggi sekaligus memperkuat daya saing IKM di daerah penghasil. Ini terus kami dorong sejalan dengan agenda hilirisasi sumber daya alam yang digagas pemerintah saat ini,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (15/9).
Data Trademap.org mencatat, pada 2024 ekspor produk getah alam, resin, dan oleoresin Indonesia, termasuk kemenyan, mencapai USD55,5 juta dengan volume 43.685 ton, atau setara USD1.270,45 per ton. Sementara itu, ekspor produk hilirisasi berupa minyak atsiri dan turunannya tercatat USD42,3 juta dengan volume sekitar 1.776 ton atau bernilai USD23.817,56 per ton.
“Angka ini menunjukkan bahwa nilai per ton produk hilirisasi jauh lebih tinggi dibandingkan bahan mentah. Artinya, hilirisasi kemenyan mampu memberikan nilai tambah signifikan dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” jelas Reni.
Dirjen IKMA mengemukakan, awalnya getah kemenyan dikenal sebagai bahan ritual dan wewangian tradisional. Namun kini, pemanfaatannya semakin luas seiring dengan perkembangan teknologi dan pasar global. Resin dan minyak atsiri berbasis kemenyan telah populer digunakan sebagai bahan produk wewangian seperti parfum, aromaterapi, pengharum ruangan, hingga kosmetik dan insektisida alami.
“Selain aromanya yang khas, kemenyan juga dikenal di industri parfum sebagai fixative alami yang efektif. Fungsinya membuat aroma parfum lebih tahan lama sekaligus memperhalus transisi lapisan aroma,” imbuhnya.
Menurut Reni, hilirisasi kemenyan perlu melibatkan pelaku IKM karena akses mereka terhadap bahan baku lebih dekat, sekaligus menjaga kualitas resin yang disadap dengan teknik tradisional. “Kemenyan Indonesia dikenal berkualitas tinggi dan diminati pasar global, khususnya di India, Vietnam, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Prancis,” ungkapnya.
Sebagai langkah awal, Ditjen IKMA melalui Direktorat Industri Kimia, Sandang, dan Kerajinan (IKM KSK) berkoordinasi dengan Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (IHHP) serta dinas terkait di Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan. Dua wilayah ini merupakan penghasil utama yang menyumbang sekitar 80% produksi kemenyan dunia.(*)
Related News

IHSG Menguat 0,26 Persen, Delapan Sektor Pendorongnya

Presiden Instruksikan Percepatan Program Rumah Subsidi

Pemerintah Cari Investor Asing untuk Bangun 1GW Panel Surya Tiap Desa

IHSG Turun 0,27 Persen di Sesi I, Cek Saham LQ45

Tambang Ilegal Ditertibkan, 321 Hektare Lahan Kembali Dikuasai Negara

Tiga Saham Terbang Lepas Suspensi, Dua Masih Ngegas Satu ARB