EmitenNews.com - Chandra Asri Pacific (TPIA) mendukung target bauran energi baru terbarukan (EBT) nasional. Itu dilakukan melalui kolaborasi penyediaan bahan baku infrastruktur dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). 

Emiten besutan Prajogo Pangestu tersebut menyediakan material Asrene®SP4808 dengan formulasi khusus dapat diproduksi menjadi pipa High-Density Polyethylene (HDPE) dengan kelas PE 100 untuk fasilitas lapangan panas bumi. Asrene®SP4808 juga merupakan resin lokal bersertifikasi SNI, dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) tertinggi Indonesia. 

Pipa HDPE dengan formulasi khusus yang diaplikasikan pada lapangan panas bumi dapat menggantikan penggunaan pipa baja sekaligus menawarkan biaya material, biaya instalasi, dan biaya pemeliharaan atau total ownership cost relatif lebih murah. Dibanding pipa baja, pipa HDPE dengan bahan baku Asrene®SP4808 dengan formulasi khusus memiliki sejumlah keunggulan.

Misalnya, lebih tahan terhadap korosi dan abrasi. Keunggulan segi fleksibilitas, dan elastisitas sehingga dapat menyesuaikan kontur area di lapangan panas bumi. Panas bumi atau Geothermal merupakan sumber energi terbarukan ramah lingkungan dan berkelanjutan, karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca secara signifikan, dan dapat memenuhi kebutuhan listrik dengan memanfaatkan panas bumi tersedia di berbagai wilayah. 

Proyek PLTP juga menjadi salah satu penopang dalam mencapai target bauran EBT sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebesar 23 persen pada 2025, dan 31 persen pada 2050. 

“Asrene®SP4808 besutan Chandra Asri, merupakan resin tersertifikasi SNI terkualifikasi sebagai PE 100 dengan kekuatan jangka panjang terbaik, dan memiliki TKDN tertinggi dikelasnya. Penyediaan bahan baku bermutu tinggi itu, mencerminkan komitmen perseroan sebagai mitra pertumbuhan Indonesia dalam menghadirkan solusi infrastruktur bagi pengembangan energi terbarukan lebih ramah lingkungan,” tutur Supriyanto, General Manager Technical Service and Product Development Chandra Asri Group.

Penggunaan Pipa HDPE dengan formulasi khusus sebelumnya telah diimplementasikan di Lapangan Panas Bumi Hamiding, Maluku Utara diaplikasikan pada fasilitas penunjang pasokan air pengeboran. Sementara itu, lapangan panas bumi Wayang Windu, Pangalengan, Jawa Barat, pipa HDPE diaplikasikan pada fasilitas penyaluran air campuran kondensat dengan suhu 55°C ke sumur injeksi. 

Nah, dari penggunaan itu, pipa HDPE terbukti dapat menjadi pilihan terpercaya untuk fasilitas panas bumi karena keandalan, dan perawatan lebih minimal (less maintenance) ketika sudah dioperasikan. Proses Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) menggunakan panas dari dalam bumi untuk menghasilkan energi listrik. Proses itu, dimulai dengan pengeboran sumur-sumur panas bumi untuk mengekstrak uap air dari sumber panas dalam bumi.

Uap air itu, kemudian dialirkan menuju turbin, di mana tekanan, dan suhunya digunakan untuk menggerakkan turbin, dan menghasilkan energi mekanis. Energi mekanis itu, selanjutnya dikonversi menjadi energi listrik melalui generator. Setelah melewati turbin, uap air dikondensasikan kembali menjadi air, dan kemudian disirkulasikan kembali ke dalam bumi melalui sumur injeksi. (*)