Ekonom: Perang Iran-Israel Picu Kenaikan Harga Pangan dan Inflasi

Ekonom INDEF, Prof. Bustanil Arifin mengingatkan pentingnya antisipasi terhadap kenaikan harga pangan. Karena perang akan menyebabkan sistem logistik terganggu, dan kenaikan mata uang USD akan mendorong kenaikan harga pangan dan inflasi dunia.
Eko Listiyanto (INDEF) memandang bagaimana ekonomi indonesia, sebelum jadi perang terbuka sudah tidak baik-baik saja. Semenjak konflik ini Meletus, semakin terlihat bahwa semakin tipis atau minim akan baik-baik saja.
“Nilai tukar Indonesia sangat lemah, dengan cepat menembus 16.000, jika tidak bisa di eskalasi maka nilai tukar akan makin melemah dan harus diantisipasi kedepan” kata Eko.
Pertama, aspek dari penguatan dolar yang sangat signifikan karena naik 4,7% sebagai mata uang yang paling di cari di global. Kedua, dari adanya konflik iran – Israel memupus suku bunga global mengambarkan ketidakpastian semakin tinggi.
Selain nilai tukar sendiri adalah, bagaimana bisa menyediakan energi atau BBM dimana flow perdagangan minyak yang katanya 21% melalui selat hormuz dimana lokasinya sangat rentan dan akan berimplikasi pada harga minyak. “Harga minyak akan mengacu pada sisi fundamental, bahkan jika menyentuh 100 usd/barel tidak akan bertahan lama” tegasnya.
Dugaan Eko, tidak akan terjadi resesi jika pemerintah dapat mengkontrol.(*)
Related News

Pemuda Ini Sukses Bangun Usaha Berkat Jadi AgenBRILink!

BPJT Imbau BUJT Beri Potongan Tarif Tol 20 Persen

Produk Logam, Mesin dan Perlengkapannya Angkat IHPB Mei 2025

Nilai Tukar Petani Pada Mei 2025 Naik Tipis 0,07 Persen

Indeks Harga Ekspor Triwulan I Alami Inflasi 2,77 Persen

Perundingan IEU CEPA Kelar, Ekspor Diproyeksikan Naik 50 Persen