EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak mix cenderung menguat. Itu didorong musim rilis laporan keuangan. Namun, masih ada kekhawatiran pelemahan ekonomi global. 


Pasar juga menunggu rilis data M2 money supply dan FDI kuartal tiga diperkirakan tumbuh 40 persen secara tahunan. ”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 6.910, dan resisten 7.030,” tutur Ayu Dian, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, di Jakarta, Jumat (21/10).


Secara teknikal, Indeks berhasil breakout resistance 6.910, dan membentuk candle bullish cukup kuat. Kondisi itu, berpotensi melanjutkan penguatan, dan menguji resistance 7.076. Indikator MACD mulai membentuk pola golden cross diikuti volume beli tinggi. Beberapa saham memiliki potensi naik perdagangan hari ini antara lain PNIN, CLEO, INCO, UNVR, MAPI, INDF, BBRI, INDY, dan ESSA.


Pada perdagangan kemarin, Indeks melesat 1,75 persen menjadi 6.980. Pelaku pasar merespons positif kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga 50 bps menjadi 4,75 persen. Seluruh sektor kompak menguat. Sektor menguat paling tinggi antara lain energy surplus 2,84 persen, non-cyclicals melejit 2,50 persen, dan basic materials menanjak 1,41 persen. Investor asing membukukan net buy pasar regular Rp861 miliar. Saham paling banyak dibeli investor asing di antaranya BBCA, BMRI, ADRO, PGAS, ITMG, dan GOTO.


Sementara itu, tiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street bergerak mix. Rilis data existing home sales pada September turun 15 persen menjadi 4,71 juta akibat kenaikan bunga hipotek. Itu membuat indeks properti mengalami pelemahan 0,41 persen. 


Pagi ini, bursa Asia telah menyusuri zona merah. Indeks Nikkei 225 diperdagangkan melemah 0,39 persen, dan Kospi nyungsep 0,20 persen. Jepang merilis inflasi pada September 2022 tetap di level 3 persen secara tahunan. Namun, inflasi inti mengalami kenaikan menjadi 3 persen secara tahunan. Sedang rilis PPI Korea berhasil turun menjadi 8 persen secara tahunan. (*)