EmitenNews.com - Penanganan bongkar muat kendaraan berat di Terminal PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) pada dua bulan pertama di tahun ini menunjukan hasil yang positif. Tercatat sejumlah merek kendaraan berat berseliweran, baik di Terminal Internasional IPCC maupun di Terminal Domestik. 

 

Dari hasil pembahasan di internal IPCC, tampaknya meningkatnya pemulihan kondisi ekonomi global dan juga dalam negeri serta situasi dan kondisi global dimana memberikan imbas pada peningkatan permintaan akan komoditas yang juga berimbas pada meningkatnya harga sejumlah komoditas memberikan dampak pada peningkatan jumlah bongkar muat kendaraan berat di Terminal IPCC.

 

Tidak seperti segmen CBU yang mengalami penurunan pada dua bulan pertama di tahun ini, dari segmen kendaraan berat menunjukan hasil yang lebih baik. Sebagai contoh, untuk sub-segmen Truck/Bus di Terminal Internasional IPCC, Tanjung Priok telah dilayani sebanyak 831 unit untuk import dimana meningkat 282,95% dari periode yang sama di tahun lalu sebanyak 217 unit. 

 

Adapun dari hasil pemantauan di Terminal IPCC terlihat merek Mercedes paling banyak ditangani dengan jumlah mencapai 420 unit atau naik 1.400% dari jumlah sebelumnya sebanyak 28 unit. Diikuti merek Volvo yang naik dari 95 unit menjadi 128 unit serta merek global lain a.l Komatsu, Renault, Tata, Scania, dan lainnya. Sementara itu, pada ekspor tercatat segmen Truck/Bus di dua bulan pertama tahun ini cenderung lebih rendah dari 798 unit di tahun lalu menjadi 24 unit.

 

Pada Terminal Domestik IPCC atau yang dikenal dengan sebutan Terminal Satelit IPCC, penanganan bongkar muat untuk sub-segmen Truck/Bus mengalami lonjakan 369,93% menjadi 10.597 unit di dua bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebanyak 2.255 unit. Dari jumlah tersebut, mayoritas masih didominasi oleh Terminal Domestik di Tanjung Priok dengan jumlah penanganan bongkar muat Truck/Bus sebanyak 4.799 unit pada dua bulan pertama tahun ini. 

 

Kemudian diikuti dengan Terminal Satelit IPCC di Dermaga Dwikora, Pontianak dengan jumlah sebanyak 4.119 unit. Serta dikontribusi dari Terminal Satelit IPCC lainnya di Dermaga B-Panjang, Lampung dan Dermaga Roro-Belawan Medan yang telah dikerjasamakan sejak awal tahun ini.

 

Pada sub-segmen Alat Berat di Terminal Internasional IPCC, Tanjung Priok telah dilayani sebanyak 1.385 unit Alat Berat Impor dengan kenaikan 216,21% dari periode tahun lalu sebanyak 438 unit. Adapun merek Caterpillar mendominasi penanganan Alat Berat di Terminal Internasional IPCC dimana pada dua bulan pertama tahun ini meningkat dari 31 unit di tahun lalu menjadi 399 unit. 

 

Diikuti Komatsu yang naik dari 141 unit menjadi 355 unit dan Kobelco yang naik menjadi 292 unit dari 121 unit di tahun lalu. Serta sejumlah merek global pada umumnya a.l, Hitachi, Volvo, Sumitomo, dan lainnya. Bahkan, Alat Berat dari China dan Korea Selatan juga menunjukan peningkatan, antara lain merek Doosan, Hyundai, dan Liugong. Sementara itu, dari ekspor tercatat di dua bulan pertama tahun ini sebanyak 386 unit dibandingkan tahun lalu sebanyak 392 unit.

 

Sementara itu, penanganan Alat Berat di Terminal Satelit IPCC juga menunjukan peningkatan dimana telah ditangani sebanyak 1.845 unit atau naik 155,54% dari periode yang sama di tahun lalu sebanyak 722 unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.679 unit dikontribusi dari Terminal Satelit IPCC di Dermaga B-Panjang, Lampung yang meningkat dari tahun lalu. Kemudian, diikuti Terminal Domestik IPCC di Tanjung Priok sebanyak 1.155 unit, dan kontribusi dari Terminal Satelit IPCC lainnya.