Ekuitas dan Obligasi Indonesia masih Menarik Ditengah Tingginya Volatilitas Global
EmitenNews.com -Bursa saham Indonesia mengakhiri sesi perdagangan pekan keempat November, Jumat (24/11), dengan kenaikan tipis 0,08% di posisi 7.010, namun cukup tinggi dibanding akhir pekan sebelumnya di level 6.977. Investor asing membukukan arus masuk ekuitas sebesar USD20 juta dalam sepekan terakhir.
PT Ashmore Asset Menagement Indonesia mencatat beberapa peristiwa penting yang mempengaruhi pergerakan dana di pasar modal dan luar negeri, antara lain;
- Klaim pengangguran awal di AS turun 24.000 menjadi 209.000 pada minggu ketiga November, turun tajam dari level tertinggi tiga bulan di minggu sebelumnya, dan jauh di bawah ekspektasi sebesar 225.000.
- Tingkat inflasi tahunan di Kanada turun menjadi 3,1% pada Oktober 2023 dari 3,8% pada bulan sebelumnya, sedikit di bawah ekspektasi 3,2%. Hasil ini lebih lunak dari perkiraan Bank of Canada bahwa inflasi kemungkinan akan tetap mendekati 3,5% hingga pertengahan tahun depan, memperkuat spekulasi pasar bahwa bank sentral tidak akan melakukan kenaikan suku bunga lagi.
- Indeks Pembelian Manajer (PMI) Jasa S&P Global/CIPS Inggris naik menjadi 49,5 di November 2023 dari 49,3 di bulan sebelumnya, mengalahkan ekspektasi pasar yang memperkirakan perlambatan yang lebih cepat sebesar 49,2. Meskipun sedikit meningkat dari bulan sebelumnya, hasil tersebut menandai kontraksi keempat berturut-turut dalam aktivitas sektor jasa Inggris.
- Estimasi awal PMI Manufaktur HCOB Jerman menunjukkan peningkatan menjadi 42,3 pada November 2023, tertinggi dalam enam bulan terakhir, dari 40,8 pada Oktober, dan sedikit lebih baik dari perkiraan 41,2. Namun angka tersebut terus menunjukkan kontraksi penurunan yang dalam di sektor manufaktur.
- Tingkat inflasi tahunan di Jepang naik menjadi 3,3% pada Oktober 2023 dari 3,0% pada bulan sebelumnya, angka tertinggi sejak Juli. Tingkat inflasi inti naik tipis menjadi 2,9% dari level terendah 13 bulan pada September lalu sebesar 2,8%, dan sedikit di bawah konsensus 3,0%.
- Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan 7- day reverse repurchase rate stabil di level 6% pada tapat November 2023, sejalan dengan ekspektasi, setelah kenaikan mengejutkan sebesar 25bps pada rapat sebelumnya. BI mengatakan keputusan tersebut konsisten dengan upaya menjaga stabilitas rupiah dan memitigasi inflasi impor.
Apa yang terjadi sepekan terakhir ini?
Ashmore mencatat, pada pekan ini IHSG ditutup lebih tinggi dari pekan sebelumnya, terutama didorong oleh sektor Teknologi dan Finansial yang masing-masing berkontribusi sebesar 15,59% dan 2,67% terhadap indeks.
Pada minggu ini, AS juga merilis data awal klaim pengangguranyang lebih rendah dari minggu sebelumnya. Data ini, dengan level yang masih berada di bawah level rata-rata satu tahun, menurut Ashmore, menunjukkan bahwa ketenagakerjaan membaik di AS. Sementara itu, indeks PMI S&P Global Composite AS terus menunjukkan ekspansi sejak Februari tahun ini.
Di kawasan Eropa, Ashmore juga melihat, indeks PMI Manufaktur dan Jasa masih menunjukkan kontraksi meskipun lebih moderat dari yang diperkirakan. Sedangkan di China, suku bunga pinjaman satu tahun tidak berubah pada level rendah 3,45% seperti yang telah diperkirakan sebelumnya. "Di Indonesia, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga reverse repo 7 hari di level 6% seperti yang telah diperkirakan sebelumnya," tulis Ashmore.
Lebih banyak keringanan untuk pasar real estat China
Ashmore mencermati bahwa baru-baru ini Pemerintah China menerapkan lebih banyak lagi kebijakan yang bertujuan untuk meringankan masalah-masalah yang terus mengganggu sektor Real Estat di negara itu. Kebijakan yang ada termasuk pelonggaran persyaratan hipotek, pengurangan uang muka, serta jaminan pinjaman untuk proyek-proyek.
Inisiatif terbaru adalah memberikan dukungan finansial kepada para pengembang yang mengalami kesulitan, termasuk Country Garden Holdings Co, pengembang terbesar di negara itu. "Jika inisiatif ini dapat diselesaikan, maka akan ada lebih banyak lagi penyelesaian proyek perumahan yang belum selesai dibangun, yang kemudian akan meningkatkan kepercayaan terhadap pemerintah dan sektor ini secara keseluruhan," ungkap Ashmore.
Di sisi lain, Ashmore menambahkan, hal ini juga berarti mengalihkan beban kepada para pemberi pinjaman, sehingga berpotensi menimbulkan lebih banyak masalah jika situasi ini berkembang di luar kemampuan para pemberi pinjaman. "Faktanya, margin bunga bersih di bank-bank besar milik pemerintah jatuh ke rekor terendah 1,74% pada 1H 2023, di bawah ambang batas 1,8% untuk profitabilitas minimum yang wajar," papar Ashmore.
Sementara itu, Ashmore menyebutkan, suku bunga di Indonesia dipertahankan seperti yang diharapkan, sejalan dengan ekspektasi pasar bahwa suku bunga telah mencapai puncaknya. Lelang pertama dari instrumen baru BI, SVBI , minggu ini juga lebih besar dari ekspektasi, karena bank sentral mengumumkan rencana untuk menawarkan tenor yang lebih panjang dari 6-12 bulan.
Related News
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha
Transaksi Aset Kripto di Indonesia Hingga Oktober Tembus Rp475 Triliun
Parah! 97.000 Anggota TNI/Polri dan 80.000 Anak U-10 Main Judi Online
RI Kurang Kapal Penangkap Ikan, Prabowo Dorong PTDI Gandeng Embraier