Emiten Anyar Sumber Tani Agung (STAA) Raih Laba Tahun 2021 Naik 162% Jadi Rp1,07 Triliun
EmitenNews.com - PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) sepanjang tahun 2021 membukukan laba bersih sebesar Rp1,077 triliun, atau melonjak 162,68 persen dibandingkan tahun 2020 yang terbilang Rp410,02 miliar.
Merujuk data dalam laporan keuangan tahun 2021 telah audit emiten pertanian itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (4/4/2022). Diterangkan, penjualan bersih naik 40 persen menjadi Rp5,883 triliun yang ditopang pertumbuhan penjualan minyak sawit sebesar 34,92 persen menjadi Rp4,79 triliun.
Disusul penjualan minyak inti sawit yang melonjak 132,6 persen menjadi Rp663,3 miliar. Senada, tandan buah segar tumbuh 2,5 persen menjadi Rp197,49 miliar. Serupa, penjualan tandan buah segar tumbuh 13,5 persen menjadi Rp141,96 miliar.
Walau beban pokok penjualan membengkak 18,11 persen menjadi Rp3,612 triliun, tapi laba kotor naik 98,34 persen menjadi Rp2,271 triliun.
Sementara itu, aset perseroan tumbuh 15,26 persen menjadi Rp5,858 triliun yang ditopang lonjakan modal saham sebesar Rp963 persen menjadi Rp1 triliun.
Sebagai tambahan informasi, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) merupakan emiten baru di Bursa Efek Indonesia yang tercatat pada 10 Maret 2022. Perseroan setelah mengantongi dana IPO bakal melakukan berbagai aksi untuk pengembangan bisnis emiten sawit ke 11 di tahun 2022 itu.
PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) bertengger di papan Utama perdagangan Bursa Efek Indonesia. Dalam Penawaran Umum Perdana Sahamnya, Perseroan mengantongi dana segar sebesar Rp542.023.560.000,-, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp6,54 triliun.
Dana IPO itu seluruhnya untuk belanja modal atau Capex (Capital Expenditure), yakni sebagian besar untuk pembangunan industri hilir anak usaha yaitu PT Sumber Tani Agung Oils & Fats (STAOF) diatas lahan seluas 42,6 Ha.
Dana IPO selanjutnya akan digunakan untuk Capex lainnya dengan rincian sekitar 56% akan digunakan untuk pembangunan refinery dengan kapasitas 2.000 MT CPO/Hari yang membutuhkan waktu 22 bulan dan diperkirakan selesai pada Oktober 2023.
Sekitar 22% akan digunakan untuk pembangunan fasilitas dermaga yang membutuhkan waktu 22 bulan dan diperkirakan selesai pada Oktober 2023, dan sekitar 22% akan digunakan untuk pembangunan tangki timbun dengan kapasitas 35.000 MT yang membutuhkan waktu 22 bulan dan diperkirakan selesai pada Oktober 2023.
Related News
Bergerak Liar, BEI Akhirnya Gembok Saham KARW
Petinggi Emiten TP Rachmat (DRMA) Tampung Lagi Rp1.065 per Lembar
Bos PPRI Lego Saham Lagi, Kali Ini 30 Juta Lembar Harga Atas
Grup Lippo (SILO) Obral Saham ke Karyawan Harga Bawah, Ini Tujuannya
MEDC Siap Lunasi Obligasi Rp476,3 M, Telisik Sumber Dananya
Pendapatan Oke, Laba NCKL Kuartal III 2024 Tembus Rp4,83 Triliun