EmitenNews.com - PT Hero Global Investment Tbk (HGII), emiten sektor energi baru terbarukan (EBT) resmi mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Kamis (9/1/2025). Emiten EBT ini menetapkan harga IPO sebesar Rp200 per saham.

Presiden Direktur PT Hero Global Investment Tbk, Robin Sunyoto mengatakan bahwa pencatatan secara resmi HGII di BEI menjadi tonggak sejarah penting (milestone) bagi Perseroan untuk meningkatkan bauran energi bersih. Langkah ini sejalan dengan komitmen dan target pemerintah menuju karbon netral (net zero emission) pada 2060. Komitmen HGII dalam melakukan ekspansi bisnis energi ramah lingkungan juga sejalan dengan pemerintah untuk akselerasi energi baru terbarukan.

PT Hero Global Investment Tbk, emiten sektor energi baru terbarukan (EBT) dengan kode saham atau ticker HGII, resmi mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Kamis (9/1/2025). Emiten EBT ini menetapkan harga IPO sebesar Rp200 per saham.

Presiden Direktur PT Hero Global Investment Tbk, Robin Sunyoto mengatakan bahwa pencatatan secara resmi HGII di BEI menjadi tonggak sejarah penting (milestone) bagi Perseroan untuk meningkatkan bauran energi bersih. Langkah ini sejalan dengan komitmen dan target pemerintah menuju karbon netral (net zero emission) pada 2060. Komitmen HGII dalam melakukan ekspansi bisnis energi ramah lingkungan juga sejalan dengan pemerintah untuk akselerasi energi baru terbarukan.

Hero Global Investment merupakan perusahaan induk yang telah berdiri sejak 2010. Sebagai perusahaan swasta nasional yang berkembang pesat di sektor energi terbarukan di Indonesia, HGII telah memiliki dan mengoperasikan PLTM Parmonangan-1 kapasitas 9 MW dan PLTM Parmonangan-2 kapasitas 10 MW. Kedua PLTM ini berlokasi di Desa Manalu Dolok, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara. HGII juga turut berinvestasi dengan saham minoritas pada Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu kapasitas 3 MW yang berlokasi di Provinsi Riau.

Robin menyampaikan, HGII memiliki keunggulan kompetitif, diantaranya jaringan industri yang kuat dalam pengelolaan PLTM dan keunggulan sumber daya manusia berpengalaman. "Dengan adanya hubungan yang kokoh ini, HGII mampu memastikan bahwa setiap proyek PLTM yang dikelola berjalan dengan lancar, efisien, dan tepat waktu," tegas Robin.

Dari sisi kinerja keuangan, HGII berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih pada Januari-Juni 2024. Laba bersih Perseroan per 30 Juni 2024 sebesar Rp26,3 miliar naik 22,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp21,5 miliar. Ekuitas HGII per 30 Juni 2024 sebesar Rp469,57 miliar tumbuh 3,6% (year-on-year/yoy). Sementara aset HGII sebesar Rp727,9 miliar.

HGII juga membukukan pertumbuhan kinerja operasional. Rerata pertumbuhan produksi listrik (CAGR) HGII selama periode 2021-2023 sebesar 25,9% per tahun.

Siap Didukung Yonden Jepang

Setelah IPO, Shikoku Electric Power Company, Inc. (.Yonden.) melalui anak usahanya yaitu SEP International Netherlands B.V. (.SEPI.) akan mengakuisisi 25% saham HGII. Hal ini tertuang dalam perjanjian jual beli saham bersyarat (Conditional Sale and Puchase Agreement/CSPA) yang telah ditandatangani akhir tahun 2024 lalu. .Dengan bergabungnya Yonden, maka komposisi saham HGII menjadi 55% dimiliki para pendiri perseroan sebagai pengendali, Yonden 25% lalu publik 20%..

Yonden merupakan perusahaan yang tercatat di Tokyo Stock Exchange dengan kode saham TYO:9507 berdiri sejak tahun 1951 dengan bisnis inti penyedia listrik yang membangkitkan dan menjual listrik di wilayah Shikoku, Jepang dengan portofolio pembangkit listrik sebesar 5.332 MW bersumber dari hidro, termal, nuklir, dan surya. Berdasarkan Laporan Keuangan Yonden per 31 Maret 2024, Yonden memiliki total aset sebesar .1,629,054 juta atau sekitar Rp167 triliun dan operating revenue sebesar.787,403 Juta atau sekitar Rp81 triliun. Yonden berinvestasi di perusahaan energi mancanegara seperti Oman, Qatar, Chile, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Myanmar serta Vietnam.

Yonden merupakan kemitraan strategis bagi HGII untuk mempercepat pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia. Dukungan teknis dan pengalaman Yonden dalam konstruksi, operasi dan pemeliharaan (operation and maintenance) pembangkit listrik akan memperkuat kemampuan HGII dalam memastikan kinerja pembangkit listrik yang stabil dan efisien. .Kami optimistis dengan pertumbuhan konsumsi listrik Indonesia 5,4% pertahun, target bauran energi bersih 31% di tahun 2050, potensi energi baru terbarukan di Indonesia yang melimpah dan beragam, kontrak jangka panjang dengan pelanggan, kemitraan strategis dengan Yonden, maka HGII dapat mencapai target 100 MW pembangkit EBT pada 2031 dengan profitabilitas berkelanjutan," tegas Robin.