EmitenNews.Com - Chandra Asri Petrochemical (TPIA) bakal menggenjot lini bisnis energi baru terbarukan (EBT) terutama dalam pemanfaatan listrik ramah lingkungan. Sebagai informasi, emiten asuhan Prajogo Pangestu itu memiliki Krakatau Chandra Energy (KCE) dengan fokus pada pembangkit listrik gas combined cycle power plant (CCPP) sebesar 120 megawatt (MW). KCE diploy menjadi perusahaan penyedia energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri Group Edi Rivai mengungkapkan kebutuhan listrik industri akan semakin meningkat. Hal itu sejalan dengan pertumbuhan industri petrokimia dan hilirisasi. “Kami optimistis kebutuhan listrik akan semakin tinggi, termasuk ketersediaan bahan energi yang ramah lingkungan,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (26/12)

Baru-baru ini, TPIA menerima aliran investasi sebesar US$194 juta atau sekitar Rp3,03 triliun (kurs jisdor Rp15.631 per dolar AS) dari Electric Generating Public Company Limited atau EGCO Group (EGCO) produsen energi independent asal Thailand. Kolaborasi in dianggap penting bagi kedua perusahaan karena menggabungkan keahlian Chandra Asri Group di sektor kimia dan infrastruktur dengan kemahiran EGCO di bidang solusi ketenagalistrikan dan energi.

Di bisnis Kimia, Chandra Asri Group tengah membangun pabrik chlor-alkali dan ethylene dichloride (pabrik CA-EDC) terintegrasi berskala dunia. Pabrik CA-EDC yang nantinya dioperasikan oleh PT Chandra Asri Alkali. 

Adapun target produksi mencapai 500.000 metrik ton ethylene dichloride per tahun serta lebih dari 400.000 metrik ton caustic soda per tahun. Kehadiran pabrik EDC diharapkan dapat membantu kekurangan bahan baku di Asia Tenggara. Sementara itu, Peneliti Ekonomi Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menyatakan pemerintah berperan dalam memenuhi kebutuhan listrik ramah lingkungan serta mendorong bauran energi baru terbarukan (EBT). 

Dia pun menyoroti niat pemerintah yang telah menetapkan target bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025. "Untuk mencapai target tersebut, pemerintah perlu terus mendorong pengembangan EBT, terutama untuk pembangkit listrik skala besar," jelasnya.

Menurutnya, swasta dapat berperan dalam mengembangkan berbagai sumber EBT seperti pembangkit listrik EBT, dan menyediakan layanan listrik EBT kepada industri. "Swasta dapat berperan dalam mengembangkan berbagai sumber EBT, seperti energi surya, energi angin, energi air, dan energi panas bumi," kata Yusuf.

Namun demikian, Yusuf menyebut diperlukan insentif dan regulasi untuk mendorong swasta masuk ke investasi pengembangan EBT karena menurutnya dapat mendorong investasi swasta dalam pengembangan EBT.