EmitenNews.com - Perusahaan kelapa sawit milik milik konglomerat TP Rachmat Grup Triputra, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), mendapatkan dividen interim senilai Rp133,25 miliar dari tiga perusahaan terkendalinya. Dividen tersebut berasal dari PT Etam Bersama Lestari (EBL), PT Hampara Perkasa Mandiri (HPM), dan PT Natura Pacific Nusantara (NPN).

Corporate Secretary TAPG, Joni Tjeng, dalam keterangan resminya pada Kamis (19/9), menjelaskan bahwa EBL menyetor dividen sebesar Rp41,25 miliar, HPM sebesar Rp54 miliar, dan NPN sebesar Rp38 miliar. 

"Pembagian dividen interim ini mencerminkan kinerja positif dari entitas-entitas usaha tersebut," ungkap Joni.

Ketiga perusahaan tersebut yakni EBL, HPM, dan NPN, yang merupakan bagian dari TAPG melalui PT Agro Multi Persada (AMP). AMP sendiri dimiliki oleh TAPG sebesar 94,93 persen, sementara AMP menguasai 99,9 persen saham di ketiga perusahaan tersebut.

Menurut Joni, transaksi ini tidak akan berdampak material terhadap operasional atau keuangan TAPG. 

"Pembagian dividen ini tidak akan memberikan pengaruh signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan secara keseluruhan," jelasnya.

Dengan adanya tambahan dana dari dividen ini, TAPG berharap dapat terus memperkuat posisinya dalam industri sawit di Indonesia, sekaligus menjaga kestabilan keuangan perusahaan di tengah dinamika pasar komoditas global.

Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan Sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI) siang ini, Kamis (19/9), saham TAPG menguat 15 poin atau 1,88% menjadi Rp815 per saham. Dalam sepekan, saham TAPG menguat 3,82% dan dalam sebulan naik 18,89%.

PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) adalah perusahaan agroindustri yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2005 oleh Teddy Rachmat.

PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) adalah perusahaan minyak sawit dan karet, memproduksi minyak sawit mentah dan produk inti sawit untuk pasar domestik dan luar negeri.

Didirikan pada bulan Januari 2005 dengan nama PT Alam Permata Indah, kemudian berganti nama menjadi saat ini di tahun yang sama. Bisnisnya dioperasikan terutama dari perkebunan dan pabrik di Jambi (Sumatera), Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.

IPO pada April 2021. Untuk memperluas areal perkebunan, perseroan melakukan investasi di perusahaan perkebunan lain melalui joint venture dan akuisisi perusahaan.