Erick Thohir: Satgas Bencana Nasional BUMN, Perkuat Integrasi Sistem & Peran Indonesia
Hal itu berdampak pada korban meninggal sebanyak 665, dan 8 juta lebih korban terdampak lainnya tersebar dari Sabang sampai Merauke. Melalui partisiapsi semua BUMN, kata dia, memudahkan koordinasi dan manajemen tanggap bencana. Oleh karena itu, Aestika berharap ke depan bisa lebih baik lagi dengan sistem tanggap bencana yang lebih terintegrasi.
Dia pun merinci alur koordinasi Satgas Bencana Nasional BUMN selama ini. Yaitu ketika terjadi bencana di seluruh wilayah Indonesia koordinator wilayah mengkoordinasi apa yang menjadi tugas di masing-masing wilayah tersebut. Kemudian satgas di tingkat kabupaten/kota melakukan koordinasi dengan seluruh BUMN dan instansi terkait bencana di wilayah masing-masing.
“Relawan kita tanpa menunggu perintah apa pun sudah langsung turun. Itu yang tadi diapresiasi besar oleh Pak Menteri (tanggap bencana Gunung Semeru). Jadi relawan kita, masing-masing BUMN ternyata mempunyai relawan. Itulah ujung tombak. Cari apa yang kita bisa tolong, apa yang bisa kita bantu, apa yang bisa kita support,” ujarnya menjelaskan.
Alur koordinasi tersebut, lanjut Aestika, akan terus berlangsung pasca bencana untuk melaporkan pemetaan dampak dan tindaklanjut penanganannya.
Dia pun merinci BUMN yang menjadi koordinator di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Selain BRI, ada pula BNI, BTN, Bank Mandiri, Pegadaian, Pertamina, PLN, Telkom, PUSRI, Antam, Bukit Asam, Inalum, Timah, Semen Indonesia Group, Pupuk Iskandar Muda, Petrokimia Gresik, Jasa Marga, Pelindo, Angkasa Pura II, TWC, ITDC, JIEP, Kereta Api, dan kemudian ada KIMA.
“Inilah koordinator wilayah di bawah satgas bencana yang selama ini sudah berkoodirnasi dengan sangat baik yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Dari Sulawesi Utara hingga Nusa Tenggara. Semua sudah tersebar, ada beberapa BUMN menjadi koordinator di beberapa wilayah. PLN ada di Jaya Pura, ada di Kalimantan, ada juga di Sumatera. Semua tersebar dan itu telah dirasakan kita semua bagaimana tugas apabila terjadi bencana tersebut,” ungkapnya.
Dalam acara tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga mengatakan pada tahun ini Satgas Bencana Nasional BUMN perlu membuat dan memperkuat manajemen sistem informasi bencana.
Dengan demikian, lanjut Arya, diharapkan penanganan bantuan lebih sistematis dan semakin terukur. “Sistem informasi manajemen bencana perlu dibuat tahun ini, jenis bantuan sesuai kebutuhan korban bencana, tidak redundant dalam menyalurkan, dan bantuannya menjadi lebih sistematis,” ujarnya menekankan.
Related News
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya