EmitenNews.com - Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) dinilai sebagai salah satu pilihan defensif di tengah gejolak ekonomi dan ketidakpastian daya beli masyarakat. Di saat sektor konsumsi lain mulai tertekan, permintaan terhadap layanan telekomunikasi seperti pulsa dan paket data tetap stabil, bahkan cenderung meningkat.
Analis OCBC Sekuritas Gani, menyebutkan, sektor telekomunikasi memiliki karakteristik kebutuhan dasar baru dalam masyarakat digital, sejajar dengan listrik dan air. Dalam kondisi ekonomi melemah, masyarakat tetap memprioritaskan pembelian pulsa dan paket data untuk kebutuhan komunikasi, akses informasi, pekerjaan, hingga hiburan.
"Tren saat ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih rela mengurangi konsumsi sekunder seperti makanan ringan atau rokok, daripada kehilangan akses internet," ujar seorang analis pasar modal.
Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 9% pada Selasa, 8 April 2025 lalu, saham EXCL termasuk yang bergeming. Saham ini hanya melemah tipis ketika saham kapitalisasi besar (big caps) dan LQ45 lainnya turun 7% hingga belasan persen hanya dalam satu hari. Secara year to date, saham EXCL hanya melemah 2,67%, sementara IHSG sudah terkoreksi lebih dari 10%.
Gani menilai kebiasaan di masyarakat menjadikan emiten seluler seperti EXCL sebagai emiten yang tangguh terhadap tekanan eksternal, termasuk inflasi dan penurunan daya beli. Laporan kinerja EXCL juga memperlihatkan stabilitas pendapatan dari layanan data yang menyumbang porsi terbesar dalam pendapatan perusahaan.
"Di sisi lain, strategi digitalisasi dan perluasan jaringan 4G serta persiapan 5G memperkuat posisi EXCL dalam mempertahankan dan menumbuhkan basis pelanggannya. Hal ini memberikan prospek jangka panjang yang solid bagi investor yang mencari saham dengan risiko lebih rendah dalam situasi ekonomi yang tidak menentu," ujarnya.
Dengan tingkat kebutuhan yang terus meningkat terhadap konektivitas, EXCL dinilai sebagai salah satu saham yang mampu bertahan di tengah tekanan ekonomi, menjadikannya opsi menarik bagi investor yang mengutamakan stabilitas portofolio.
Sebagai informasi, EXCL mencatatkan laba bersih meningkat 44,72% secara tahunan (YoY) menjadi Rp1,81 triliun pada 2024, dengan laba bersih per saham meningkat menjadi Rp139. Kenaikan laba ditopang oleh pendapatan yang meningkat 6,4% menjadi Rp34,39 triliun sepanjang tahun 2024.
Bila dirinci, pendapatan ini sebagian besar dikontribusikan dari pendapatan data dan layanan digital sebesar Rp31,57 triliun, percakapan dan SMS sebesar Rp898,6 miliar, serta jasa interkoneksi dan jasa telekomunikasi lainnya sebesar Rp1,13 triliun. Adapun beban hanya naik secara moderat pada level 3,74% menjadi Rp28,6 triliun.
Sementara itu terkait merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengatakan aksi korporasi ini akan membuat entitas hasil merger mendapatkan keuntungan dari sinergi pra-pajak tahunan senilai $300 juta-$400 juta setara dengan Rp4,92 triliun-Rp6,46 triliun (kurs US$1 = Rp16.400).
Keuntungan sinergi ini berasal dari belanja modal, belanja operasional, dan sewa. Semua proses integrasi diharapkan akan memakan waktu kurang dari 2 tahun, mirip dengan merger PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia pada tahun 2022 lalu.
"Kami juga memperkirakan biaya integrasi satu kali yang mungkin timbul pada semester pertama tahun 2025 akan mengimbangi sinergi jangka pendek selama proses merger," ujar Paulus.
Paulus menekankan bahwa merger EXCL dan FREN akan mendorong entitas baru pasca merger meraup keuntungan jangka panjang. Keuntungan pertama adalah entitas baru ini akan memiliki 94 juta pelanggan, dengan pendapatan gabungan sebesar U$2,8 miliar dan EBITDA sebesar US$1,4 miliar pasca merger "Dan total spektrum telekomunikasi sebesar 152 MHZ.
Kedua, XLSmart akan berhemat dengan menonaktifkan antara 20-30% dari 67 ribu menara yang tumpang tindih. "Baik untuk efisiensi maupun penempatan ulang guna meningkatkan cakupan secara nasional," ujarnya.
Related News

Pengendali Baru KLIN Gelar Tender Offer Harga Atas Pasar

BNI Bagi-bagi Mobil Mewah lewat Wondr, Simak Syaratnya!

TRIS Restui Bagikan Dividen Rp22,1M

Investor Cayman Islands Buang 33,5 Juta Saham NINE, Kenapa?

BEI Buka Perdagangan Saham FREN di Pasar Negosiasi, Ini Alasannya

IMJS Sepakat Bagikan Dividen Meski Laba 2024 Drop 31,5 Persen