Fitch Sematkan Rating Watch Negatif Untuk Bussan Auto Finance (BAF)
EmitenNews.com -Fitch Ratings Indonesia telah menempatkan Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Bussan Auto Finance (BAF) 'AAA(idn)' dan peringkat penerbitan yang beredar di Rating Watch Negatif (RWN).
RWN mengindikasikan potensi pelemahan pada shareholder link dan mendukung prospek setelah rencana dilusi kepemilikan pemegang saham terbesar BAF, Mitsui & Co., Ltd (Mitsui). JA Mitsui Leasing Ltd. (JAML) mengatakan pada 3 Juli 2023 berencana untuk membeli 20% saham BAF dari Mitsui. JAML adalah perusahaan keuangan dan leasing yang berbasis di Jepang yang menghitung The Norinchukin Bank dan Mitsui sebagai pemegang saham utama. Mitsui saat ini memiliki 65% saham BAF, tetapi saham langsungnya akan turun menjadi 45% setelah penjualan ke JAML.
Peringkat Nasional Jangka Panjang 'AAA' menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh agensi dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau surat utang dengan ekspektasi risiko gagal bayar terendah relatif terhadap semua emiten atau surat utang lainnya di negara atau kesatuan moneter yang sama.
DRIVER PERINGKAT KUNCI
Peringkat Berbasis Dukungan: Peringkat Nasional Jangka Panjang BAF mencerminkan ekspektasi Fitch akan dukungan luar biasa dari pemegang saham utama yang berbasis di Jepang, Mitsui, jika diperlukan. Peringkat BAF terkait dengan penilaian kami terhadap profil kredit Mitsui, dan kami mempertimbangkan peran Mitsui sebagai penjamin sebagian besar fasilitas pinjaman bank BAF dalam penilaian dukungan kami.
Pemegang Saham Baru yang Terhubung dengan Mitsui: Investasi JAML di BAF sejalan dengan rencana jangka menengah pemodal Jepang untuk memperluas bisnisnya di luar negeri melalui jaringan Mitsui. Keahlian JAML di bidang keuangan dan leasing juga harus melengkapi bisnis BAF yang sudah ada. Mitsui akan tetap menjadi pemegang saham terbesar BAF setelah penjualan melalui 45% saham langsungnya dan tambahan 41,7% kepemilikan JAML, termasuk saham non-voting.
Ikatan Langsung yang Lebih Longgar: Proposal JAML akan mengurangi tautan langsung BAF ke Mitsui. Mitsui tidak lagi memperhitungkan BAF sebagai entitas konsolidasi, dan akan menjamin proporsi yang lebih rendah dari 69% dari pinjaman bank yang dijamin BAF sementara JAML akan menyediakan 31% sisanya. Proporsi pinjaman bank BAF yang dijamin oleh Mitsui sebagai persentase dari total pendanaan juga menurun dalam beberapa tahun terakhir, karena BAF telah meningkatkan pinjaman bank dan obligasi secara bersih. Hal ini menunjukkan kemampuan BAF untuk mengumpulkan dana tanpa jaminan pemegang saham. Namun, perkembangan ini menunjukkan hubungan yang berpotensi lebih longgar antara BAF dan Mitsui, dan mendorong RWN kami di BAF.
Captive Yamaha Financier: BAF memegang pangsa terbesar pembiayaan sepeda motor Yamaha karena perannya sebagai lengan pembiayaan utama sepeda motor merek Yamaha di Indonesia. Mitsui saat ini memiliki 65% saham BAF, dengan Yamaha Motor Co., Ltd (17,7%), PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (2,3%) dan mitra lokal PT Sinergi Autoindo Abadi (15,0%) yang menjadi pemegang saham lainnya. Setelah penyelesaian transaksi JAML, kepemilikan langsung Mitsui akan turun menjadi 45%, dengan JAML memiliki 20% saham BAF. Transaksi sedang menunggu persetujuan akhir.
Sejarah Tautan Grup: Kami melihat hubungan BAF dengan Mitsui terutama melalui grup Mitsui dan sejarah panjang kerjasama Yamaha di berbagai pasar internasional. Mitsui memegang saham minoritas di unit manufaktur Yamaha Indonesia yang bersinergi dengan peran BAF sebagai captive Yamaha financier. Kami percaya transaksi tersebut masih menjaga hubungan bisnis antara BAF, Yamaha dan Mitsui. Selain itu, Mitsui memegang pengaruh signifikan dengan 31,4% hak suara di JAML.
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha