EmitenNews.com -Lembaga pemeringkat, Fitch Ratings telah mengafirmasi peringkat utang jangka panjang dalam mata uang asing maupun mata uang rupiah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) serta peringkat surat utang senior tanpa jaminan dalam mata uang asing, dengan 'BBB', dengan prospek Stabil.

 

Laman Fitch Ratings, Jumat (13/10), menyebutkan peringkat Telkom terus dibatasi oleh peringkat pemerintah Indonesia (BBB/Stabil) karena keterkaitan yang erat dan tidak adanya pembatasan yang membatasi arus kas dan aset dari Telkom ke pemerintah. Peringkat ini dinilai berdasarkan Kriteria Peringkat Entitas Terkait Pemerintah (Government-Related Entities/GRE) dari Fitch.

 

"Standalone Credit Profile (SCP) Telkom dengan penilaian 'a-' mencerminkan posisi pasar yang dominan di segmen telepon tidak bergerak dan telepon seluler serta profil keuangan yang konservatif," tulis Fitch.

 

Fitch menganalisa Telkom dengan mengkonsolidasikan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) secara proporsional berdasarkan kepemilikan pasca transaksi IndiHome sebesar 69,9%, untuk mencerminkan kepemilikan 30,1% dari Singapore Telecommunications Limited (Singtel, A/Positif) di Telkomsel.

 

Faktor-faktor utama pemberian peringkat BBB kepada Telkom, menurut Fitch, antara lain; Ruang Peringkat yang Besar: Prospek Stabil mencerminkan ruang peringkat yang besar pada peringkat saat ini, didukung oleh leverage Telkom yang rendah dan menghasilkan kas yang kuat meskipun ada peningkatan belanja modal dan pertumbuhan pendapatan yang lambat.

 

Posisi Pasar yang Dominan: Fitch percaya bahwa grup Telkom akan mempertahankan kepemimpinan pasarnya dalam layanan telepon tidak bergerak dan telepon bergerak meskipun terdapat peningkatan persaingan di pasar telepon tidak bergerak di luar Jawa dan pasar telepon tidak bergerak. Pangsa pasar pendapatan Telkom di bisnis telepon tidak bergerak dan seluler masingmasing sekitar 75% dan 50% pada 1H23.

 

Kepemimpinan Infrastruktur: Fitch juga meyakini Telkom akan mempertahankan kepemimpinan infrastruktur dengan peluncuran 5G karena skalanya yang lebih besar. Arus kas yang lebih kuat juga memungkinkannya untuk melakukan investasi jaringan atau pembelian spektrum yang lebih besar daripada pesaing.

 

"Telkom telah menggelar jumlah BTS 4G terbesar di Indonesia dengan jaringan 4G yang telah menjangkau 95% wilayah berpenduduk. Kepemilikan spektrumnya sebesar 155MHz pada frekuensi 800MHz hingga 2.3GHz adalah yang terbesar di antara perusahaan telekomunikasi di Indonesia dan kami berharap Telkom dapat mempertahankan keunggulan dalam kepemilikan spektrum setelah lelang spektrum 5G yang akan datang," ungkap Fitch.

 

Fitch memperkirakan tidak ada dampak material dari Integrasi IndiHome-Telkomsel terhadap profil keuangan Telkom dari pemisahan segmen konsumen IndiHome.