EmitenNews.com - BTPN Syariah (BTPS) melakukan digitalisasi secara bertahap. Melanjutkan pembangunan fondasi dasar digital. Itu penting untuk mewujudkan aspirasi Sharia Digital Ecosystem for Unbanked yang telah dicanangkan beberapa tahun terakhir ini. 


Pengembangan teknologi tentu sangat memperhatikan tingkat literasi digital masyarakat inklusi, menyesuaikan kebutuhan nasabah dinamis, dan memastikan terjadi peningkatan kesejahteraan nasabah pra dan cukup sejahtera. ”Kami melihat peluang, dan kesempatan untuk melayani lebih banyak nasabah secara berkelanjutan, dengan melakukan berbagai inovasi memanfaatkan teknologi untuk kebaikan,” tutur Fachmy Achmad, Direktur BTPN Syariah.


Untuk mendorong kepercayaan nasabah inklusi terhadap digitalisasi, perseroan melakukan digitalisasi secara bertahap. Tidak serta merta memaksakan teknologi. Pertama, digitalisasi proses pelayanan, dan pendampingan kepada nasabah melalui para #bankirpemberdaya di lapangan. Nasabah tetap merasakan pelayanan humanis yang menjadi salah satu kekuatan utama pelayanan. ”Kami memahami ada sebagian nasabah nyaman dengan digitalisasi. Oleh karena itu, kami mengembangkan layanan berbasis aplikasi sesuai kemampuan adaptasi nasabah,” imbuhnya. 


Selama pandemi, nasabah telah membantu melayani nasabah di komunitas, memperkenalkan, dan membawa layanan perbankan dalam ekosistem terdekat melalui aplikasi Warung Tepat. Aplikasi itu, akan digunakan Mitra Tepat yaitu nasabah yang ditunjuk sebagai mitra untuk melakukan pelayanan setor, dan tarik tunai, membuka rekening hingga melayani transaksi. Misalnya, membeli pulsa dan membayar tagihan, termasuk layanan e-commerce untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari. ”Kami memposisikan diri menjadi Adaptive Bank. Bank mengembangkan inovasi sesuai kemampuan, dan kebutuhan nasabah,” urai Fachmy. 


Tidak hanya untuk nasabah pra dan cukup sejahtera, perseroan juga terus menyempurnakan layanan e-channel bagi nasabah pendanaan melalui Tepat Mobile Banking untuk mengoptimalkan kemudahan bertransaksi, sekaligus berkesempatan terlibat dalam memberdayakan masyarakat inklusi. Perseroan meyakini inovasi fondasi digital bagi kebutuhan masyarakat inklusi juga membawa pertumbuhan positif, dan terjaga terhadap kinerja keuangan bank.


Per 31 Maret 2022, pembiayaan ultramikro menjadi fokus bank tumbuh 10 persen menjadi Rp10,6 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp9,7 triliun. Pertumbuhan pembiayaan itu, disertai kualitas pembiayaan tetap sehat tercermin dari Non Performing Financing (NPF) di bawah ketentuan regulator. 


Perseroan juga tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) kuat di level 53 persen, jauh di atas ketentuan, dan rata-rata industri bank syariah. Dengan total aset tumbuh 11 persen menjadi Rp19,2 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) dijaga di level efisien Rp11 triliun. Kinerja keuangan yang menggembirakan itu, memberi laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp411 miliar atau lebih tinggi dibanding kuartal I-2021 sebelum pandemi. (*)