EmitenNews.com - Entitas anak PT. Wijaya Karya Tbk. (WIKA) yakni PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) akan meningkatkan kapasitas produksi modular, seiring kebutuhan pasar. Saat ini WEGE telah memproduksi 40 modular per hari.
Direktur Operasi I Wijaya Karya Bangunan Gedung, Bagus Tri Setyana menuturkan, modular akan menjadi satu daya ungkit untuk memicu adanya omzet kontrak baru, pendapatan, dan laba bagi WEGE . "Kapasitas saat ini 40 modular per hari, dan akan kita tingkatkan jadi 60 dan 80 modular per hari, mengikuti sasaran pasar yang membutuhkan modular yang dibutuhkan tersebut," ujarnya sebagaimana dilansir bisnis.com, baru-baru ini.
Bagus melanjutkan, investasi yang dikeluarkan perseroan untuk menambah kapasitas produksi ini tidak akan terlalu besar. Sebab, perseroan telah memiliki pabrik produksi modular. WEGE saat ini telah memiliki pabriknya sehingga fokus lebih kepada peningkatkan line produksinya.
Dengan produksi modular ini, WEGE bisa mendapatkan repeat order untuk proyek yang mayoritas bangunan dan strukturnya berasal dari modular. Bagus memastikan, selain meningkatkan kapasitas produksi, WEGE juga akan meningkatkan inovasi modular itu sendiri mengikuti permintaan pasar. "Kami juga akan masuk pasar global, Asia Tenggara, yang saat ini mulai meminta informasi ke kami terkait produk modular itu," pungkasnya.
Saat ini, Wika Gedung telah mengaplikasikan modular dalam berbagai proyek, antara lain: SHE Facil-ity Project Unjani, Display Proyek Batang, Ruang Meeting Unjani, Proyek Belawan, Office Keet Jembatan Kretek Yogya, Office Keet Smelter CNI Kolaka, Ancol Sentiong, Witon Citereup, Office Bogowonto, Klinik MotoGP & HeliPad, Keet Cisumdawu, Fasilitas Tambang CNI Kolaka, Office Keet Serpan 1 & 2.
Related News

CPIN Eksekusi Transaksi Rp430,98 Miliar, Telisik Rinciannya

Semester I-2025, Laba Panca Anugrah (MGLV) Melorot 44 Persen

Sedot Rp113,08 Miliar, WSKT Kebut Gedung FIB UGM Yogyakarta

Harga Premium, Pengendali AIMS Kembali Lego 20,2 Juta Lembar

Konsisten, Saham ELSA Sentuh Level Tertinggi 8 Tahun Terakhir

Laba Susut 15 Persen, Paruh Pertama 2025 YOII Defisit Rp185 Miliar