"Kalau sudah ada infrastruktur dan irigasi, kita tinggal berupaya meningkatkan produktivitasnya saja. Jadi tolong dari PUPR, ikuti saja apa yang dikerjakan Kementan, karena mereka yang tanam," kata Luhut didampingi Mentan Syahrul di AWR yang dipandu Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi saat menyapa petani dan penyuluh.

 

Penegasan Menko Luhut disambut gembira petani dan penyuluh Kabupaten Kapuas, Kalteng. Mereka berkumpul di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kapuas Murung didampingi oleh Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati yang disertai penyuluh senior dan petani milenial Kapuas.

 

"BBPP Binuang sebagai pelaksana kegiatan tetap menjaga komitmen untuk mendukung tercapainya SDM pertanian yang berdaya saing, maju dan modern," kata Yulia.

 

Mentan Syahrul via AWR menambahkan bahwa kendala pelaksanaan eksentifikasi lahan Food Estate Kalteng, sejauh ini pada curah hujan tinggi serta belum tersedianya irigasi dan drainase yang berpengaruh pada jalannya pembuangan air di lahan persawahan.

 

"Ada 16 ribu lahan pada 2021 yang harus kita perbaiki. Kalau yang 30 ribu di 2020 kan sudah oke. Semua tergantung pada irigasi. Jadi sekali lagi, eksentifikasi di Blok A Dadahup harus kita kerjakan segera," katanya.

 

Kendati begitu, Menko Luhut mengapresiasi Kementan di bawah komando Mentan Syahrul karena berhasil meningkatkan produksi padi nasional dari food estate.

 

"Kalau kita bisa bikin (irigasi) yang 60 ribu hektare, kemudian hasilnya bisa enam ton, wah ini baik sekali untuk rakyat. Ini juga legacy buat kita bahwa selama ini kita kerja, yang penting jalan. Karena itu, hari ini kita pastikan yang 16 ribu hektare itu jadi, makanya PUPR bantu Kementan, segera bangun irigasinya agar petani bisa menanam," kata Luhut.

 

Sementara Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menjelaskan tentang Lima Fungsi AWR Kementan kepada Menko Luhut.