Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat, Saatnya Berinvestasi Dengan Bijak
EmitenNews.com – Komitmen pemerintah yang melaksanakan program hilirisasi khususnya di sektor pertambangan mineral, kedepannya diyakini mampu menopang pertumbuhan industri dalam negeri. Rencana pemerintah yang bertujuan meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri itu, merupakan wujud implementasi pembangunan berkesinambungan, setelah sebelumnya pemerintahan Presiden Joko Widodo telah membangun berbagai proyek infrastruktur yang terbentang dari Sumatera hingga Papua.
“Program hilirisasi memberikan dampak yang luar biasa demikian juga program digitalisasi yang memberikan dampak luar biasa dari segi efisiensi dan penonjolan UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, saat membuka acara Mandiri Investasi Market Outlook 2023.
Luhut mengatakan tahun 2023 ini Indonesia masih perlu melengkapi pembangunan dari berbagai segi. Di awal tahun ini, salah satunya telah dikeluarkan kebijakan insentif untuk mobil dan motor listrik untuk mendorong transisi penggunaan transportasi berbasis listrik serta membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Kebijakan ini merupakan salah satu dari rencana-rencana pemerintah untuk membangun industri dari hulu ke hilir sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja di Indonesia. Juga memperbaiki kualitas pendidikan di daerah terpencil sehingga ekonomi Indonesia menjadi berimbang antara Jawa dan luar Jawa
“Melalui acara Market Outlook 2023 yang diselenggarakan oleh Mandiri Investasi, saya berharap kita terus berpartisipasi dan semangat dalam mendukung investasi – investasi melalui sektor pasar modal di Indonesia. Saya berharap ke depannya, peran Mandiri Investasi dalam menumbuhkan basis investor pasar modal dapat terus ditingkatkan untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan perekonomian Indonesia,” tegas Luhut.
Senada dengan harapan pemerintah tersebut, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Darmawan Junaidi mengatakan Bank Mandiri dan seluruh anak usaha termasuk Mandiri Investasi, secara konsisten terus melakukan evaluasi dan kajian terkait dinamika kondisi makro ekonomi sehingga dapat melaksanakan kebijakan strategis untuk bersama-sama mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kami berharap, melalui acara Market Outlook yang digelar oleh Mandiri Investasi pada hari ini, dapat memberikan insight kepada kita semua sehingga dapat menentukan strategi Investasi yang tepat di tengah kondisi global yang semakin dinamis. Tentunya Mandiri Investasi sebagai salah satu manajer investasi terbesar di Indonesia diharapkan dapat membantu pengelolaan investasi,” tutur Darmawan.
Manajemen PT Mandiri Manajemen Investasi sangat optimistis, Indonesia dapat menjadi tempat yang cukup diminati untuk berinvestasi. Buktinya, Indonesia tahun lalu mampu mencatatkan kenaikan investasi langsung (FDI) mencapai 44,2% yoy atau sebesar Rp 654 triliun (USD 45.6 bn). Besarnya minat investor asing berkat struktur perekonomian yang sudah terbangun melalui kerja keras pemerintah dan berbagai elemen dalam masyarakat sehingga Indonesia dapat keluar dari berbagai kesulitan.
“Kami optimistis bahwa Indonesia dapat melanjutkan pertumbuhan pada tahun ini di mana pertumbuhan PDB berkisar 4,70% - 4,90% yoy dengan target IHSG pada tahun 2023 dapat tumbuh di atas 7,400 dan bond yield berada pada kisaran 7,00% serta nilai tukar Rupiah yang tetap stabil,” kata Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Aliyahdin Saugi.
Aliyahdin yang akrab dipanggil Adi melihat kondisi positif di sektor makro ekonomi diyakini berjalan selaras dengan peluang investasi dan peningkatan imbal hasil di sektor pasar modal. Pasar modal Indonesia, mulai dari bursa saham, surat utang/obligasi, hingga reksadana masih memiliki peluang tumbuh yang sangat besar. Terlebih, kondisi bursa saham Indonesia, selama pandemi hingga saat ini masih dalam fase konsolidasi, tercermin dari belum terefleksinya pergerakan harga saham berbagai emiten yang mencatat peningkatan kinerja dan laba pada 2021-2022, alias undervalue.
Related News
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya
BI Kerahkan Empat Instrumen untuk Jaga Stabilitas Rupiah