EmitenNews.com - Surya Semesta Internusa (SSIA) dengan PT Anarawata Puspa Utama (APU) meneken Perjanjian Pengikatan Jual Beli saham, dan pengambilan saham-saham baru atas perusahaan anak PT Suryacipta Swadaya (SCS) pada Senin, 13 Mei 2024 lalu. Itu dilakukan untuk pengembangan bisnis perseroan.

Melalui teken perjanjian itu, Surya Semesta dan APU menyepakati rencana transaksi senilai Rp3,1 triliun. Di mana, APU mengambil alih 55.808.781 saham SCS milik Surya Semesta senilai Rp169,8 miliar, dan pengambilan seluruh saham baru terbitan SCS 962.701.486 lembar senilai Rp2,9 triliun.

Setelah transaksi tuntas, SCS akan tetap menjadi anak usaha terkonsolidasi pada Surya Semesta. Di mana, Surya Semesta akan memiliki 1.771.928.821 saham SCS atau mewakili 63,5 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh SCS. 

Sebagai tindak lanjut, perseroan akan meminta restu investor melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Surya Semesta pada 21 Juni 2024. ”Kami fokus mengembangkan bisnis untuk mewujudkan visi building a better Indonesia. Salah satu strategi kami menggandeng investor strategis dengan visi dan tujuan sama. Kami senang bermitra dengan APU dan optimistis menjadi lebih besar dan membawa manfaat bagi shareholder dan stakeholder,” tegas Presiden Direktur Surya Semesta Internusa Johannes Suriadjaja.

“Dengan adanya investor strategis akan memperkuat struktur permodalan SCS dengan mengurangi utang bank, secara tidak langsung mengurangi biaya bunga, dan menambah ekuitas akan membuat SCS menjadi lebih kompetitif. Dengan tambahan dana dari investor strategis, SCS akan lebih cepat pengembangan Kawasan Industri Subang Smartpolitan sehingga lebih menarik bagi para calon pembeli Kawasan Industri Subang Smartpolitan,” imbuh Johannes Suriadjaja.

Saat ini, kinerja perseroan menunjukkan performa prima. Tiga bisnis utama perseroan diperkirakan berkinerja sangat baik tahun ini, khususnya penjualan lahan industri menunjukkan siklus naik seperti edisi 2010-2011. Perseroan melihat minat luar biasa investor terutama dari China, untuk menanamkan investasi di Suryacipta City of Industry, Karawang, dan Subang Smartpolitan. 

Buktinya, pada 30 April 2024, salah satu pelopor global dalam industri kendaraan listrik (EV) yaitu BYD telah menjadi salah satu tenant utama Subang Smartpolitan. Saat ini, BYD menjadi penyewa terbesar pertama Subang Smartpolitan dengan menempati area lebih dari 108 hektare. Pendirian pabrik EV oleh BYD di Subang Smartpolitan menandai langkah penting dalam mendorong mobilitas berkelanjutan Indonesia, dan kawasan Asia Tenggara. 

Sementara di Suryacipta City of Industry, Karawang, perusahaan motor listrik nomor 1 Tiongkok PT Yadea Teknologi Indonesia telah melakukan groundbreaking pabrik manufaktur pada Senin, 13 Mei 2024 silam. Pabrik manufaktur Yadea di Suryacipta berdiri di area seluas 27 ha, akan menjadi pabrik terbesar Asia Tenggara, dan merupakan pabrik Yadea kedelapan secara global.

Perkembangan positif itu, mendorong perseroan menaikkan target penjualan pemasaran sepanjang 2024 untuk Suryacipta City of Industry Karawang dan Subang Smartpolitan dari 65 hektare menjadi 184 hektare atau dengan nilai penjualan setara Rp2,2 triliun. Antusiasme investor untuk masuk Suryacipta City of Industry Karawang, dan Subang Smartpolitan berdampak positif pada kinerja Suryacipta Swadaya (SCS). 

Pada kuartal I-2024, SCS melaporkan pendapatan sebesar Rp146,8 miliar, naik 85,8 persen dari periode sama tahun lalu Rp79,0 miliar. Kenaikan pendapatan terutama disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan tanah tercatat yaitu sebesar 1.192,2 persen menjadi Rp67,6 miliar daripada episode sama tahun lalu hanya Rp5,2 miliar. (*)