EmitenNews.com - Induk usaha media penyiaran NET, PT Net Visi Media Tbk (NETV), resmi menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perdananya. Dalam RUPST perdana tersebut, NETV siap merealisasikan strategi usahanya melalui perluasan segmentasi media penyiaran, pengembangan konten kreatif dan talent management, serta inovasi platform digitalnya. Strategi tersebut menjadi kunci penting NETV menangkap peluang baru beradaptasi dalam dinamika perkembangan pada setiap lini usahanya.
Menurut Deddy Haryanto (CEO NETV), NETV berkomitmen terus menghadirkan ragam konten kreatif yang berkualitas, menghibur, edukatif dan menginspirasi melalui berbagai platform medianya, baik televisi dan platform digital.
“Dalam setiap usaha, disrupsi dan perubahan merupakan sebuah keniscayaan. Setiap usaha perlu membangun kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, karena setiap perubahan pastinya juga membuka peluang dan kesempatan baru. NETV melalui anak usahanya siap mengembangkan inovasi guna beradaptasi dan memanfaatkan peluang untuk terus tumbuh ke depan,” jelas Deddy Haryanto (CEO NETV).
Di tahun 2021, kinerja NETV mencatatkan pertumbuhan dengan total pendapatan sebesar Rp 490,20 Miliar (meningkat 9,79% atau setara Rp 43,71 miliar dari total pendapatan tahun 2020 sebesar Rp 446,49 miliar). Di sisi pengelolaan biaya, Perseroan berhasil melakukan efisiensi beban usaha mencapai 34,63% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu di akhir tahun 2021, Perseroan dapat memperbaiki kinerja dengan mengurangi nilai rugi netto periode berjalan sebesar Rp 171,51 miliar (mengalami perbaikan sebesar 72,16% dari tahun 2020 yang mencatat rugi bersih sebesar Rp 616,06 miliar). Dari sisi pencapaian EBITDA, Perseroan mencatat perbaikan dari sebelumnya nilai EBITDA di tahun 2020 sebesar negatif Rp. 58 miliar menjadi EBITDA positif sebesar Rp. 4 miliar di tahun 2021.
Pandemi Covid-19 dan disrupsi teknologi media, serta perubahan iklim industri penyiaran turut menghadirkan tantangan baru yang menuntut kemampuan Perseroan beradaptasi secara lincah. Adaptasi di lini penyiaran televisi dilakukan dengan melebarkan segmen pemirsa melalui strategi programming timebelt yang terfokus.
Sedangkan, adaptasi pada lini usaha media digital dilakukan dengan mengembangkan berbagai konten eksklusif digital yang seluruhnya dilakukan secara terintegrasi. Seluruh upaya adaptasi ini membuka berbagai peluang baru untuk bertumbuh. Di balik tantangan tersebut, potensi bisnis media di Indonesia sesungguhnya memberikan peluang besar Perseroan untuk tumbuh positif.
Dengan jumlah penduduk usia produktif 15-65 tahun yang mencapai 177 juta orang (68% dari total penduduk), serta potensi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan terus membaik pasca pandemi, peluang kebutuhan layanan media bagi masyarakat sangat menjanjikan. Dalam hal ini, media penyiaran televisi menurut data Nielsen merupakan media pilihan utama pengiklan mengingat tingkat penetrasi televisi mencapai 96,7% dari seluruh rumah tangga di Indonesia.
Porsi belanja iklan di televisi pada tahun 2021 mencapai 78,2% dari total pengeluaran biaya iklan di Indonesia, Di luar media penyiaran televisi, perkembangan dalam media digital juga menawarkan potensi pertumbuhan baru bagi Perseroan. Selama masa pandemi, data Nielsen menunjukkan peningkatan konsumsi konten informasi dan hiburan melalui media digital. NETV melalui entitas anak usahanya melaksanakan langkah-langkah strategis mengadaptasi perubahan dan membuka peluang baru pertumbuhan.
Related News
Citra Marga (CMNP) Prediksi Laba Laba Turun 29,5 Persen Pada 2025
Saraswanti (SAMF) Beberkan Alasan Gelar Stock Split !;2
Grup Lippo (LPPF) Ungkap Tutup 13 Gerai, Ini Alasannya
Emiten TP Rachmat (ASLC) Tangkap Peluang Mobil Bekas Akhir Tahun
IHSG Turun 0,24 Persen di Sesi I, PGAS, TOWR, BRIS Top Losers LQ45
Direktur NEST Mulai Cicil Saham Rp448 per Lembar