EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak melandai cenderung melemah. Itu karena ketakutan para investor terhadap statement chairman the Fed akan lebih hawkish pada hearing selanjutnya.
Sementara itu, IHSG mendapat ancaman serius dari dalam negeri. Varian omicron mencemaskan para investor dikhawatirkan terjadi pengetatan sosial lebih lanjut. ”IHSG akan bergerak pada rentang support 6460, dan resisten 6630,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas.
Pada perdagangan kemarin, IHSG kembali membentuk candle warna hitam panjang menggambarkan trend bearish akan berlanjut. Selain itu, IHSG sudah menembus MA 80 juga menandakan mulai tren bearish. Di mana, terakhir kondisi IHSG di bawah MA 80 pada sekitar Oktober 2021. Beberapa saham berpotensi naik yaitu KAEF, TOWR, SMBR, HRUM, AALI, BFIN, TLKM, dan MDKA.
IHSG perdagangan kemarin, terkapar 1,30 persen menjadi 6.568,17. Itu terjadi karena ketakutan para investor terhadap pandemi Covid-19 mulai merebak di Indonesia. Penyokong koreksi IHSG sektor teknologi minus 3,88 persen, transportasi anjlok 2,68 persen, dan keuangan melepuh 2,25 persen. Investor asing membukukan net buy di pasar reguler Rp36,61 miliar, dengan saham-saham paling banyak dibeli yaitu TLKM, ADRO, dan ASII.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali terkoreksi akibat eskalasi geopolitik, dan update hearing Forum Open Market Committee (FOMC) hari ini waktu setempat. Ketegangan geopolitik terjadi menyusul pasukan Rusia berkumpul di perbatasan Ukraina.
Semnetara itu, bursa Asia, pagi ini langsung menghuni zona merah, Nikkei menukik 0,6 persen, dan Kospi melemah 0,1 persen. Pelemahan karena Covid-19 kembali merebak. Itu membuat pemerintah menyesuaikan kebijakan yang memicu gejolak pada indikator ekonomi. (*)
Related News
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha
Transaksi Aset Kripto di Indonesia Hingga Oktober Tembus Rp475 Triliun