EmitenNews.com - Golden Energy Mines (GEMS) menyedot biaya eksplorasi sejumlah Rp4,85 miliar. Dana tersebut tersedot untuk aktivitas eksplorasi sepanjang kuartal III-2023. Biaya tersebut diserap oleh aktivitas eksplorasi Borneo Indobara, dan Barasentosa Lestari. 


Tepatnya, Borneo Indobara menghabiskan dana eksplorasi sejumlah Rp4,17 miliar, dan Barasentosa Lestari senilai Rp675,03 juta. Eksplorasi meliputi 3 kegiatan utama, yaitu pengeboran eksplorasi preproduksi, pengeboran eksplorasi pengembangan, dan pengeboran geoteknik. Pengeboran preproduksi untuk melengkapi data pemodelan geologi, dan kualitas batu bara pada masing-masing area. 


Pengeboran eksplorasi pengembangan untuk mendapatkan data litologi, kualitas batu bara untuk pembuatan model geologi, dan mendukung penambahan sumberdaya batu bara baru. Pengeboran geoteknik untuk mengetahui daya dukung tanah, sifat fisik batuan pada area pit penambangan, disposal, dan area project perusahaan. Pengeboran eksplorasi preproduksi area Girimulya Utara, Pasopati Selatan, Sebamban Utara, dan pengeboran geoteknik area Sebamban Utara. 


Pengeboran eksplorasi preproduksi, dan eksplorasi pengembangan menggunakan open hole, dan part coring. Lalu, pengeboran geoteknik menggunakan metode full coring. Kegiatan geofisika logging dilakukan seluruh lubang bor untuk memastikan kedalaman top, dan bottom batu bara sehingga ketebalan batu bara dapat diketahui lebih akurat. Selain itu, untuk mengetahui varian, dan karakteristik batuan non-batu bara berdasar perekaman gelombang gamma ray, dan density. 


Kegiatan pengeboran eksplorasi, dan geoteknik dilakukan oleh Departemen Survey, Geotech & Exploration (SGE) Borneo Indobara. Untuk mendukung kegiatan pengeboran eksplorasi preproduksi dan eksplorasi pengembangan berupa pengeboran open hole dan coring digunakan 2 unit rig inhouse 1 unit tipe Jacro 175 dan 1 unit rig tipe Jacro 500. Pengeboran geoteknik dengan metode SPT dangkal digunakan 1 unit rig tipe Jacro 200.


Seluruh unit rig dioperasikan drilling operator Borneo Indobara. Kegiatan geofisika logging dilakukan PT Surtech Indonesia mengoperasikan 1 unit alat logging. Seluruh kegiatan pengeboran disupervisi langsung Wellsite Geologist, Departemen SGE dan Evaluator Geologist Departemen Strategic, Plan & Optimization (SPO), seluruhnya dibawah Divisi Mine Development & Contract Management (MDC) Borneo Indobara. 


Sementara itu, kegiatan eksplorasi Barasentosa di blok Belani, dan Blok Ampalau. Pengeboran Blok Belani untuk penentuan bidang kemenerusan batu bara pada area Side Wall LOM (Life one Mine) Pit Pinang (seam dip tegak). Pengeboran Blok Ampalau awal stratigrafi untuk menentukan keterdapatan potensi batu bara, dan urutan stratigrafi. 


Tipe pengeboran meliputi pengeboran touch core (open hole dan coring) untuk mendapatkan data kemenerusan arah, bidang, data kualitas batubara, dan data coal recovery. Pengeboran tidak dilengkapi pengukuran geofisika logging. Pelaksanaan pengeboran blok Belani memakai sistem grid, dengan jarak antara cross line 50-100 meter, dan jarak antarlubang bor 10-75 meter, mengikuti jurus, dan kemiringan (down dip) pelapisan batuan hingga kedalaman maksimal 70-90 meter. 


Pengeboran Blok Ampalau dilakukan 2 line stratigrafi area timur, dan barat. Jarak antara titik bor berkisar 80-250 menyesuaikan kondisi kompleksitas geologi, dan potensi keterdapatan batu bara sesuai data awal dari pemetaan. Kegiatan pengeboran Borneo blok Belani dilakukan tim eksplorasi dengan 1 unit rig di bawah supervisi Geologist Section Geology, dan Geotech, Departemen Mine Planing & Technical Service.


Kegiatan eksplorasi Blok Belani menuntaskan 6 lubang bor, dan Blok Ampalau menyelesaikan 6 titik bor. Total kedalaman lubang bor 592,10 meter. Pengeboran dilakukan dengan tipe pengeboran partial coring dengan tujuan mendapat sample batu bara untuk dilakukan uji atau analisa kualitas. Aktivitas pengeboran area Lonsum Blok Ampalau, dan Blok Belani berjalan lancar, tidak ada kerusakan unit pengeboran Jacro 200 signifikan. (*)