Gong! Perang Dagang Bertabuh, Begini Nasib IHSG
![ilustrasi perang dagang AS vs China. DOK/ISTIMEWA Gong! Perang Dagang Bertabuh, Begini Nasib IHSG](https://emitennews.com/images/news/image_1739003687.jpg?25119ab)
ilustrasi perang dagang AS vs China. DOK/ISTIMEWA
EmitenNews.com -Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi meluncurkan perang dagang ‘season 2’ dengan menerapkan tarif impor baru kepada Kanada, Meksiko, dan China. Melalui perintah eksekutif, Trump menetapkan tarif sebesar 25% untuk barang impor dari Kanda dan Meksiko, sedangkan barang dari China dikenakan tarif 10%. Tidak mau kalah, Kanada membalas AS dengan mengenakan tarif sebesar 25%, sementara dari Meksiko mempersiapkan tarif balasan terhadap AS yang berkisar antara 5%-20%, dan kabarnya China menerapkan tarif atau bea masuk 15% untuk impor batu bara dan gas alam cair (LNG) dari AS. Tentunya hal ini memicu ketegangan global dan membawa dampak signifikan terhadap pasar keuangan, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia.
IHSG sebagai indikator utama pasar saham Indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, termasuk kebijakan ekonomi dan perdagangan global. Peningkatan tarif impor oleh AS terhadap negara-negara mitra dagang utamanya, menciptakan ketidakpastian di pasar, yang pada gilirannya akan berdampak pada sentimen investor.
Salah satu kekhawatiran utama dari perang tarif impor ini adalah potensi meningkatnya inflasi di AS. Namun, lonjakan inflasi tersebut bukan disebabkan oleh meningkatnya daya beli masyarakat, melainkan dikarenakan kenaikan biaya produksi akibat beban tarif impor yang lebih tinggi. Peningkatan inflasi ini berisiko menunda rencana penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). Dengan inflasi yang terdorong oleh tarif impor serta suku bunga The Fed yang masih berada di level tinggi, stabilitas ekonomi AS pun dapat terguncang.
Jika The Fed menunda pemangkasan suku bunga, maka ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunganya juga akan semakin terbatas. Padahal, perekonomian Indonesia saat ini menghadapi tantangan berat, termasuk inflasi yang rendah dan defisif APBN yang terus membesar. Kondisi ini membuat Indonesia semakin rentan terhadap risiko ekonomi global yang ditimbulkan oleh perang dagang tersebut.
Dalam konteks pasar saham, perlambatan pertumbuhan ekonomi berpotensi menekan kinerja bisnis emiten. Emiten yang bergantung pada sentimen fundamental akan berdampak negatif, sementara investor asing cenderung bersikap wait and see sebelum menanamkan modal di aset berisiko. Investor cenderung mencari aset yang lebih aman atau safe haven, misalnya emas dan obligasi pemerintah, yang menyebabkan penurunan minat terhadap saham di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Akibatnya, IHSG mengalami tekanan dan cenderung melemah dalam jangka pendek.
Investor asing yang menarik dananya ke aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi global akan berkontribusi pada aliran modal keluar (capital outflow) yang tentunya akan berdampak negatif terhadap pergerakan IHSG.
Dampak perang dagang tidak hanya menghantam pasar saham tetapi juga di nilai tukar rupiah. Ketika investor global menghindari risiko di pasar negara berkembang, mata uang rupiah mengalami tekanan akibat arus modal keluar. Pelemahan rupiah akan menambah beban bagi perusahaan yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS, sehingga dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dan harga sahamnya di IHSG.
Selain itu, kenaikan tarif impor AS terhadap China diramal akan berdampak pada rantai pasokan global, yang tentunya akan berpengaruh terhadap industri manufaktur Indonesia. Seperti diketahui banyak perusahaan Indonesia yang menjadi bagian dari pasokan China yang nantinya bisa mengalami penurunan permintaan. Belum lagi disektor komoditas seperti batu bara dan kelapa sawit. Perlambatan ekonomi China akibat tarif AS bisa menurunkan permintaan terhadap komoditas dari Indonesia, yang akhirnya berdampak pada pergerakan saham di sektor ini.
Menghadapi perang dagang ‘season 2’ ini ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh investor, seperti mengamati kebijakan perdagangan dan regulasi dapat berdampak besar pada harga saham. Investor perlu memantau perkembangan kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah AS, Kanda, Meksiko, dan China untuk membuat keputusan investasi yang lebih akurat dan tepat waktu. Investor juga perlu melakukan diversifikasi portofolio saham ke berbagai sektor dan memilih perusahaan dengan fundamental bisnis yang kuat, neraca keuangan yang sehat, serta memiliki ketahanan terhadap perubahan ekonomi global yang lebih stabil dalam menghadapi perang dagang. Investor disarankan untuk berinvestasi di perusahaan dengan model bisnis yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar.
Selanjutnya, saat ketidakpastian ekonomi meningkat, investor saham sebaiknya beralih ke perusahaan yang dianggap sebagai safe haven, seperti perusahaan di sektor kebutuhan pokok, pelayanan kesehatan, dan teknologi yang umumnya memiliki daya tahan terhadap resesi ekonomi. Dan terakhir, selama kondisi pasar yang tidak menentu, memiliki saham dengan likuiditas tinggi sangat penting. Investor sebaiknya menjaga keseimbangan antara saham dengan kapitalisasi pasar besar dan investasi jangka panjang agar tetap fleksibel dalam menanggapi perubahan mendadak dalam perekonomian global.
Perang dagang AS dengan Kanda, Meksiko, dan China membawa dampak luas terhadap ekonomi global, termasuk IHSG. Ketidakpastian yang dihasilkan membuat pasar saham Indonesia rentan terhadap tekanan eksternal. Untuk menghadapi tantangan ini, investor saham perlu menerapkan strategi yang matang agar dapat menghalau efek negatif dari perang dagang.
Related News
![ilustrasi membaca buku.DOK/ISTIMEWA Warren Buffett: 7 Buku Investasi untuk Investor Pemula](https://emitennews.com/images/news/image_1739004465.jpg?25119ab)
Warren Buffett: 7 Buku Investasi untuk Investor Pemula
![ilustrasi kecerdasan buatan. DOK/ISTIMEWA DeepSeek vs ChatGPT: Revolusi AI yang Mengguncang Pasar Saham Global](https://emitennews.com/images/news/image_1738967856.jpg?25119ab)
DeepSeek vs ChatGPT: Revolusi AI yang Mengguncang Pasar Saham Global
![ilustrasi transaksi keuangan. DOK/ISTIMEWA Mengutangi dalam Niat Membantu, Ditagih Malah Lempar Batu!](https://emitennews.com/images/news/image_1738967412.jpg?25119ab)
Mengutangi dalam Niat Membantu, Ditagih Malah Lempar Batu!
![ilustrasi judi online.DOK/ISTIMEWA Investasi Ditinggalkan, Masyarakat RI Lebih Memilih Judi Online?](https://emitennews.com/images/news/image_1738411042.jpeg?25119ab)
Investasi Ditinggalkan, Masyarakat RI Lebih Memilih Judi Online?
![ilustrasi kecerdasan buatan. DOK/ISTIMEWA Kemunculan DeepSeek dan Mitos AI: Misinformasi pada Kecerdasan Buatan](https://emitennews.com/images/news/image_1738410792.jpg?25119ab)
Kemunculan DeepSeek dan Mitos AI: Misinformasi pada Kecerdasan Buatan
![ilustrasi papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Dok/EmitenNews Strategi Investasi Cacing-Naga dan Tren Berburu Saham Corporate Action](https://emitennews.com/images/news/image_1738348822.jpg?25119ab)
Strategi Investasi Cacing-Naga dan Tren Berburu Saham Corporate Action