EmitenNews.com - Investasi TikTok ke Tokopedia senilai USD1,5 miliar atau setara Rp24 triliun menyisakan sejumlah dampak ke GoTo Gojek Tokopedia (GOTO). Selain efek dilusi dan dekonsolidasi bisnis e-commerce dari laporan keuangan, GOTO juga mencatat penurunan nilai aset dan ekuitas. Namun, pelaku pasar justru menilai kondisi ini berdampak positif ke GOTO, dan membuat perseroan lebih lincah, terutama untuk berkompetisi di bisnis finansial (GOTO FInansial), dan on demand service (GOJEK). 

”Kondisi itu, semacam short term pain but long term gain bagi GOTO. Ini merupakan inflection poin bagi GOTO untuk mencapai bottom-line positif ke depan,” tutur Michael Filbery Research Analyst PT Sinarmas Sekuritas. 

Michael menjelaskan, GOTO secara operasional akan lebih lincah terutama dalam berkompetisi segmen pasar yang lain. Pasalnya, manajemen bisa mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk bersaing di bisnis finansial, dan on demand service. Selain itu, GOTO juga bisa mengoptimalkan sinergi bisnis dengan “new Tokopedia” sebagai kesatuan ekosistem. 

”GOTO tidak perlu khawatir soal cost operasional serta kebutuhan modal Tokopedia karena TikTok siap mem back up secara penuh,” katanya. 

Ia menggarisbawahi keputusan GOTO menjalin kemitraan strategis dengan TikTok untuk bisnis e-commerce sudah tepat. Alasannya, sebelum investasi TikTok ke Tokopedia, GOTO menghadapi persaingan ketat di bisnis e-commerce. Tokopedia memiliki bujet terbatas untuk mengimbangi agresivitas Shopee yang sedang berupaya keras menahan laju Tiktok. 

”Bisnis ini (Tokopedia) negative cash flow dan menjadi beban. Namun kita perlu ingat, Tokopedia tetap dibutuhkan GOTO untuk tumbuh terutama bisnis ODS dan fintechnya. Ibaratnya, tujuan GOTO mencapai puncak tetapi perbekalan tidak mencukupi dan bisa menghambat untuk sampai ke titik itu. Sekarang GOTO menemukan mitra yang tepat untuk sama-sama memikul perbekalan itu untuk mencapai puncak,” Tambah Michael.

Menurutnya, CEO Patrick Walujo dan manajemen GOTO lainnya telah menghitung dengan sangat matang kemitraan dengan TikTok, termasuk risiko jangka pendek. Keputusan dilakukan secara rasional untuk mencapai sustainabilitas bisnis jangka panjang. 

Mengenai penyusutan nilai buku, Alif Insanario Research Analyst PT MNC Sekuritas menilai pengaruhnya terhadap valuasi saham GOTO cenderung minim. “Penyusutan aset dan modal ini karena adanya kerugian investasi serta dampak dari penyesuaian akuntansi. Tahun 2021 saat merger Gojek dengan Tokopedia valuasi Tokopedia mencapai Rp 113 T. Namun merger ini tidak semuanya dibayar dengan kas melainkan dengan saham GOTO sehingga ini tidak berpengaruh ke arus kas,” kata Alif.

Soal valuasi, Alif menjelaskan, perusahaan teknologi seperti GOTO tidak bisa serta merta dinilai dengan menggunakan book value karena beberapa faktor utama terutama model bisnis serta fase bisnisnya. “Dampak ke valuasi cukup minim karena selama ini valuasi yang digunakan adalah enterprise value terhadap GMV maupun sales karena GOTO masih merugi. Justru transaksi TikTok Tokopedia bisa mengungkit valuasi GOTO ke upside karena integrasi ekosistem ketiganya akan memberikan nilai tambah,” pungkasnya. (*)