EmitenNews.com - Entitas Bakrie & Brothers (BNBR) mengeksekusi transaksi jumbo. Transaksi itu, melibatkan Bakrie Indo Infrastructure (BIIN), Bakrie Toll Indonesia (BTI), Cimanggis Cibitung Tollways (CCT), Sarana Multi Infrastruktur (SMI), dan Waskita Toll Road (WTR). Transaksi itu, menunggu restu investor. 

Transaksi itu, meliputi akuisisi 72 juta saham CCT oleh BTI dari SMI, dan WTR. Termasuk pinjaman pemegang CCT Kepala SMI, dan WTR senilai Rp3,56 triliun. Kemudian, BTI menarik pinjaman USD312 juta alias Rp5,14 triliun dari lembaga keuangan dengan penasihat keuangan Ciptadana Sekuritas Asia. 

Selanjutnya, transaksi dimana perseroan merencanakan untuk memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee) kepada kreditur. Transaksi dimana BIIN merencanakan untuk memberikan jaminan atas 99,99 persen saham BTI kepada kreditur. 

Transaksi dimana BTI merencanakan untuk memberikan fasilitas pinjaman pemegang saham bridging maksimal Rp2,7 triliun kepada CCT yang akan jatuh tempo dalam 10 hari, dan dapat diperpanjang, fasilitas pinjaman pemegang saham convertible maksimal Rp900 miliar akan jatuh tempo dalam 36 bulan, dan dapat diperpanjang.

Selanjutnya, fasilitas pinjaman pemegang saham operasional maksimal Rp100 ,miliar akan jatuh tempo dalam 36 bulan, dan dapat diperpanjang. Transaksi tersebut dilakukan sehubungan dengan adanya peluang strategis bagi perseroan untuk mengakuisisi seluruh kepemilikan saham CCT saat ini dimiliki SMI sebesar 55 persen, dan WTR 35 persen. 

Saat ini, perseroan telah memiliki 10 persen saham CCT baik secara langsung ataupun melalui Grup Usaha, sehingga dengan adanya rencana divestasi dari SMI dan WTR atas saham CCT, perseroan berdasar anggaran dasar CCT memiliki hak untuk mendapat penawaran terlebih dahulu alias Right of First Offer (ROFO) untuk mengakusisi saham yang akan didivestasikan oleh SMI dan WTR tersebut. 

Perseroan menilai rencana akusisi tersebut merupakan kesempatan, dan momentum tepat untuk mengkonsolidasikan kepemilikan penuh atas CCT. Pertimbangan utama transaksi untuk memperkuat posisi grup usaha perseroan dalam sektor infrastruktur nasional, sejalan dengan strategi bisnis jangka panjang dengan fokus pada pengembangan infrastruktur, dan manufaktur. 

Dengan memiliki 100 persen kepemilikan saham CCT, perseroan diharap dapat mengoptimalkan sinergi usaha, meningkatkan kontrol operasional, strategis atas aset jalan tol tersebut, mendorong kontribusi pendapatan berkelanjutan, dan signifikan terhadap kinerja konsolidasian grup usaha perseroan ke depan.

Seluruh rangkaian transaksi tersebut butuh restu para pemodal. Oleh sebab itu, untuk mengantongi izin investor, perseroan akan menggeber rapat umum pemegang saham luar biasa pada Senin, 8 September 2025 pukul 14.00 WIB. (*)