EmitenNews.com - PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) secara keseluruhan mencatat total penjualan semen dan klinker Perusahaan di tahun 2021 naik +29,5% dibandingkan tahun sebelumnya, walaupun pasar Indonesia tumbuh sebesar 4,3% dan pasar Vietnam turun sebesar 1,7% selama tahun 2021 yang terdampak pandemi.

 

Merujuk data resmi emiten semen ini yang dimuat pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (22/7/2022) disebutkan, permintaan Semen di tahun 2021 mencapai 62,5 juta ton. Jumlah tersebut menunjukan adanya penambahan 2,05 juta ton volume semen dibandingkan tahun sebelumnya. Pasar tumbuh di dua wilayah penggerak utama, Jawa (+2,2%) dan Sumatra (+3,3%). Di Sulawesi, pasar tumbuh signifikan (+17,2%) dan seluruh wilayah Kalimantan juga tumbuh sebesar (+4,1%).

 

CMNT memiliki kinerja cukup apik pada tahun 2021 dengan total 4,04 juta ton dan tumbuh signifikan sebesar 18,9% dibandingkan dengan pertumbuhan industri semen di Indonesia yang hanya tumbuh 4,3%.

 

“Target volume penjualan semen dan klinker Cemindo Gemilang pada tahun 2022 sebesar 13,6 juta ton atau tumbuh 11% dibandingkan tahun 2021 yang hanya 12,2 juta ton,” tulis Manajemen CMNT dalam materi paparan publiknya.

 

Adapun untuk resiko dan strategi perseroan di 2022 adalah biaya energi diproyeksikan akan tetap menjadi tantangan utama bagi produsen semen, dengan harga batubara & bahan bakar yang sangat dipengaruhi oleh kondisi geopolitik yang volatil.

 

Untuk menanggulangi hal itu, maka CMNT akan memaksimalkan penggunaan WHRS, pemanfaatan AFR dan penggunaan batubara kalori rendah dalam proses produksi.

 

Kenaikan biaya logistik merupakan salah satu tantangan besar Kantongi industri secara keseluruhan. Perusahaan berupaya untuk meningkatkan efisiensi serta manajemen logistik yang baik untuk dapat tetap kompetitif dan mempertahankan margin bisnis. CMNT akan menerapkan manajemen logistik yang baik, dengan berinvestasi pada sistem digital serta infrastruktur yang dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas jaringan distribusi Perusahaan.

 

Kondisi pandemi di Indonesia dan Vietnam sudah jauh membaik dibandingkan sebelumnya, namun tetap ada ketidakpastian yang besar jika terdapat varian baru agresif dari COVID-19. CMNT juga tetap mengimplementasikan prokes yang ketat guna meminimalkan risiko gangguan terhadap kegiatan operasional.

.

Rencana implementasi kebijakan Zero ODOL tetap menjadi tantangan untuk perusahaan kedepannya jika akan efektif di tahun 2023. Saat ini 70% dari pengiriman produk sudah melalui transportasi air. Perusahaan menyiapkan perencanaan logistik yang semakin efisien sebagai antisipasi implementasi kebijakan ini.