EmitenNews.com - Memasuki usia ke-48, pasar modal Indonesia tampil perkasa dengan sederet pencapaian historis. Hingga 8 Agustus 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat 6,41% year-to-date (YTD) ke level 7.533,39, menempatkan Bursa Efek Indonesia (BEI) di jajaran bursa dengan pemulihan tercepat di dunia pasca kebijakan tarif impor AS.

Rekor tertinggi juga tercetak pada 29 Juli 2025, ketika kapitalisasi pasar menembus Rp13.701 triliun, tertinggi sepanjang sejarah, sekaligus mengokohkan posisi BEI di peringkat 17 bursa terbesar dunia. Per 8 Agustus 2025, kapitalisasi tercatat Rp13.555 triliun, naik signifikan dari Rp12.336 triliun di akhir 2024.

Jumlah investor pun melonjak ke 17,6 juta SID per 7 Agustus 2025, dengan 7,4 juta di antaranya investor saham.

“Peningkatan kinerja pasar modal Indonesia ini tidak lepas dari dukungan dan partisipasi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta, Senin (11/8/2025).

Rata-rata nilai transaksi harian saham (RNTH) mencapai Rp13,56 triliun, tumbuh 5,5% dari tahun lalu (Rp12,85 triliun). Kinerja paling mencolok terlihat di pasar obligasi, dengan rata-rata volume transaksi harian Rp6,1 triliun, melesat 493% dari tahun sebelumnya (Rp1,03 triliun).

Hingga awal Agustus, BEI telah kedatangan 22 emiten baru, menghimpun dana Rp10,4 triliun dari saham, Rp132 triliun dari obligasi, dan Rp15,9 triliun dari instrumen lain. Total penghimpunan dana pasar modal tahun ini telah mencapai Rp158 triliun, dengan jumlah perusahaan tercatat kini 954 entitas.

man membeberkan bocoran dua calon emiten jumbo yang masuk ke dalam pipeline IPO BEI per Agustus 2025 itu tersebar di antara sektor barang baku, transportasi – logistik, dan finance. Mengikuti jejak emiten lighthouse sebelumnya seperti CDIA, CBDK, RATU, dan YUPI.

Iman mengungkapkan bahwa BEI sebenarnya menargetkan lima IPO lighthouse atau emiten yang melangsungkan go public berkapitalisasi market cap jumbo dengan free float 15% di sepanjang tahun 2025. Bila hal ini terwujud, maka dengan ini capaian target BEI akan terpenuhi.

Dalam acara tersebut dihadiri perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan tiga Self-Regulatory Organization (SRO): PT BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).