EmitenNews.com—Setelah mengawali tahun 2023 dengan penguatan tipis, IHSG membentuk pola MA10 dan MA20 cenderung melebar pasca membentuk golden cross. Hal tersebut sejalan dengan penyempitan negative slope Stochastic RSI.
“Potensi melanjutkan penguatan ke kisaran 6890-6930, terlebih jika breakout dari pivot 6850 di Selasa (3/1),” kata Head Of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan.
Dari eksternal, investor mencermati data-data S&P Manufacturing PMI yang juga akan dirilis di berbagai negara. Di samping itu, market AS, Tiongkok, Inggris maupun beberapa negara lainnya masih tutup dalam rangka memperingati hari libur nasional, yakni tahun baru.
Dari dalam negeri, Inflasi Indonesia naik menjadi 5.51% yoy di Desember 2022 lebih tinggi dari perkiraan di 5.39% yoy. Sementara, inflasi inti sebesar 3.36% yoy di Desember 2022, lebih rendah dari perkiraan sebesar 3.39% yoy. Kenaikan inflasi menunjukkan daya beli masyarakat yang cenderung meningkat pada bulan Desember 2022.
Sentimen lainnya datang dari Presiden Jokowi yang telah melarang ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023. Hal ini berpotensi memicu kenaikan harga bauksit di pasar menyusul berkurangnya supply disaat permintaan yang mulai kembali normal.
Saham-saham yang dapat diperhatikan pada Selasa (3/1) diantaranya potensi rebound pada INDF, ICBP, CPIN maupun rebound lanjutan pada MDKA, BFIN, JPFA.
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha