IHSG Berpotensi Menuju Level 7000, Pantau Saham KLBF, INKP, INCO, JSMR dan UNVR
EmitenNews.com -Indeks teknologi AS Nasdaq merupakan satu-satunya indeks yang masih bisa ditutup positif 0.47% berkat laporan kinerja 1Q23 para emitennya berhasil melampaui ekspektasi, sementara Dow Jones beserta S&P500 harus tertekan di teritori negatif dipicu oleh potensi krisis perbankan yang baru muncul lagi sekitar First Republic Bank, di mana para investor khawatir pemerintah AS tidak mau meneruskan usaha penyelamatannya lagi, setelah bank tersebut melaporkan posisi deposit mereka yang telah anjlok tajam pada awal minggu ini.
Sentimen negatif ini menyeret indeks perbankan S&P500 turun 1.4%, ditambah lagi bank sentral AS juga memperhitungkan kemungkinan untuk men-downgrade penilaian pribadi mereka atas bank terkait, yang mana hal ini akan mempersulit First Republic Bank untuk meminta pinjaman dari The Fed. Indeks penting lainnya yaitu Dow Jones Transportation turut melemah 3.6%, merupakan penurunan terdalam 2 hari berturut-turut sejak Mei 2022, imbas dari rilis data ekonomi Capital Goods (Mar.) yang menjelaskan permintaan baru untuk barang modal hasil pabrikan AS ternyata turun di bawah ekspektasi; demikian pula dengan pengirimannya; dengan demikian mengindikasikan belanja perusahaan atas bahan baku sepertinya masih belum mampu bangkit selama kuartal pertama tahun ini.
Sejumlah issue di atas merupakan awan gelap yang menaungi sentimen positif dari laporan kinerja para emiten yang ternyata dirilis cukup bullish, di mana sekarang para analis boleh mengurangi kontraksi laba rata-rata perusahaan S&P500 di 1Q23 menjadi 3.2% saja, dari perkiraan awal 3.9% (163 dari 500 perusahaan yang telah melaporkan laporan keuangan 1Q23, 79.8% di antaranya berhasil membukukan kinerja di atas ekspektasi, seperti dilansir Refinitiv).
Data makroekonomi penting dari Eropa yang rilis kemarin: GfK German Consumer Climate (May) masih diprediksi lebih bearish dari perkiraan; walaupun Labour Productivity dari Inggris terdeteksi sudah mulai meningkat dari sejak 4Q22. Di satu sisi, data US Durable Goods Orders (Mar.) sesungguhnya alami kenaikan cukup signifikan di atas forecast & previous period, mengindikasikan permintaan baru untuk barang pabrikan tahan lama sebenarnya cukup tinggi. Hal ini menjadi sumbangsih yang membawa posisi US Trade Balance (Mar.) mampu kurangi defisit ke angka USD84.6 milyar.
Sektor energi AS drop 1% seiring harga minyak dunia lanjutkan pelemahan dipicu oleh kekhawatiran potensi resesi global; di tengah kenyataan bahwa persediaan minyak AS secara mingguan ternyata keluar di angka minus 5 juta barrel, sangat anjlok di bawah perkiraan yang hanya minus 1.486 juta barrel.
Liza C, Suryanata Head Of Research NH Korindo Sekuritas menyebut, menimbang sentimen yang bergulir di pasar saat ini, IHSG diperkirakan masih akan cukup fokus pada break out bullish-nya kemarin (didukung oleh Foreign Net Buy sebesar IDR 1.81 triliun), yang diperkirakan akan pullback sejenak menguji Support di kawasan 6870-6840; apabila jika level ini mampu bertahan akan memuluskan target naik terdekat ke sekitar 6950-6960 level krusial sebelum menjemput 7000.
NH Korindo menyarankan para investor/trader untuk menambah posisi pembelian bertahap terutama pada saham-saham yang telah tembus Resistance kemarin; sambil masih tetap waspada menyikapi data penting yang ditunggu-tunggu pelaku pasar minggu ini yaitu US GDP 1Q23 dan sejenis data Inflasi yaitu PCE Price Index (yang mengukur rata-rata kenaikan harga konsumsi pribadi domestik masih jadi acuan bagi trend laju suku bunga).
KLBF Buy. Entry Level : 2080-2060 Average Up >2100. Target: 2150 / 2180 / 2220 / 2280 / 2340-2350. Stoploss: 2030.
INKP Buy. Entry Level: 7925-7750 Average Up >8000 Target: 8550-8600 / 8800. Stoploss: 7425.
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha