EmitenNews.com - IHSG pada penutupan perdagangan kemarin berakhir menguat 0,08% atau naik 5,401 point ke level 6.683,277. Total volume transaksi bursa mencapai 26,28 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 13,43 triliun. Investor melakukan transaksi senilai Rp13,4 triliun.

 

EmitenNews.com - IHSG bergerak menguat sedikit pada perdagangan kemarin ke level 6683,27 (+0,08%), di tengah pelemahan bursa Asia secara mayoritas. Pergerakan yang sideways cenderung menguat pada perdagangan kemarin masih disebabkan karena sentimen lokal terkait dengan positifnya dampak window dressing pada penghujung tahun 2021 nanti. 


“Meskipun demikian sentimen negatif juga tak terelakkan, dimana PPKM yang akan dilanjutkan, serta sentimen dari luar dimana tingkat pertumbuhan ekonomi Singapura yang melambat di tengah kenaikan inflasi yang mengindikasikan adanya ancaman stagflasi,” ujar Alwin Rusli Analis Reliance Sekuritas, Kamis (25/11/2021).


Sektor yang mendorong kenaikan IHSG yaitu sektor energi (+0,88%), infrastruktur (+0,33%), dan konsumen siklikal (+0,32%). Kemudian investor asing membukukan net sell di pasar reguler sebesar 435,88 miliar, dengan saham-saham yang paling banyak dijual adalah: BBRI, MTEL, ADRO.


Secara teknikal meskipun mengalami kenaikan kemarin, IHSG membentuk candle penurunan (hitam atau merah), sehingga masih terdapat potensi pelemahan atau koreksi pada hari ini. Meskipun demikian rentang pergerakan tidak lebih rendah dari perdagangan hari sebelumnya, terutama titik low yang lebih tinggi, sehingga risiko penurunan pada hari ini berkurang. 


Secara jangka pendek, indikator MACD bergerak cenderung menurun sejak terjadi dead cross pada akhir Oktober yang lalu, sehingga masih ada potensi untuk bergerak koreksi beberapa hari perdagangan kedepan. 


“Rentang pergerakan IHSG pada hari ini berada di sekitar support dan resistance 6660 – 6700. Saham-saham yang menarik untuk diperhatikan secara teknikal yaitu: ARTO, WIFI, PGAS, AKRA, ANTM, ELSA, EXCL, SMGR, SCMA,” ungkap Alwin.


Kemudian dari bursa Asia, pada pagi ini diperdagangkan dengan mixed, menyusul bursa AS yang juga ditutup beragam pada perdagangan kemarin, menyusul ancaman Chairman The Fed yang mengindikasikan akan menaikkan tingkat suku bunga untuk menunjang pergerakan ekonomi yang tidak seimbang.