EmitenNews.com—IHSG diperkirakan kembali bergerak fluktuatif dalam rentang 7020-7100 dengan kecenderungan koreksi di akhir pekan ini (28/10). Indikasi overbought pada Stochastic RSI menunjukan kondisi rawan aksi profit taking di Jumat (28/10).


Salah satu faktor yang membayangi IHSG adalah kondisi nilai tukar Rupiah yang tertahan di kisaran Rp15,500-Rp15,600 per USD hingga Kamis (27/10). Tekanan pada Rupiah dalam jangka pendek berasal dari kenaikan sukubunga acuan ECB. ECB diperkirakan kembali menaikan sukubunga acuan sebesar 50 bps di Desember 2022, kata Valdy Kurniawan Analis Phintraco Sekuritas.


Di sisi lain, S&P memperkirakan Asia-Pasifik berpotensi mencapai real growth di kisaran 3.5% di 2023, berbeda dengan pandangan potensi resesi di AS dan Eropa pada periode yang sama. Dari dalam negeri, pelaku pasar masih mencermati rilis laporan keuangan 9M2022.


Dengan demikian, saham-saham bluechip yang dijadwalkan merilis laporan keuangan 9M2022 dalam waktu dekat, seperti ANTM, PGAS, ASII, KLBF, WIKA, ADRO dan UNTR dapat diperhatikan.