IHSG Lanjut Koreksi, Kuntit Saham INCO, ASII, dan ARTO
Petugas kebersihan tengah menyisir lantai bagian depan Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah terbatas. Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 9 Juli 2024, IHSG menjelajahi level support 7.160, dan resistance 7.290.
”Berdasar analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas. Minim sentimen, namun volatilitas masih akan tinggi,” mencuplik Pilarmas Investindo Sekuritas.
Pilarmas menjagokan saham Vale Indonesia (INCO) dengan target harga Rp4200, Astra International (ASII) dengan proyeksi harga Rp4.780, dan saham Bank Jago (ARTO) dengan target harga akan mencapai level Rp2.470 per lembar.
Belum lama ini, pemerintah sibuk memilah BUMN yang laik mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) pada 2025 nanti. Setelah melalui diskusi panjang dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), PMN diberikan kepada 16 BUMN senilai Rp44,24 triliun. Hutama Karya mendapat porsi terbesar Rp13,86 triliun untuk melanjutkan proyek Jalan Tol Trans Sumatera fase 2 dan 3.
Lalu, BUMN Karya seperti Adhi Karya (ADHI) mendapat pembiayaan PMN Rp2,09 triliun untuk proyek jalan tol Jogja-Bawen, dan Solo-Jogja. Kemudian, Wijaya Karya (WIKA) meraih Rp2 triliun untuk memperbaiki struktur modal. PTPP mendapat bagian Rp1,56 triliun untuk proyek Jogja-Bawen, dan KIT Subang. Terakhir, Perumnas meraih PMN Rp1 triliun untuk penyediaan perumahan.
Di sisi lain, Bank Sentral Tiongkok mulai memperketat kendali terhadap tingkat suku bunga dengan memperkenalkan mekanisme baru untuk mempengaruhi biaya pinjaman untuk jangka pendek seiring perluasan kebijakan untuk menjaga pasar. Bank Sentral Tiongkok akhirnya melakukan pembelian kembali obligasi baru atau reverse repo. Kondisi itu, secara efektif dapat mempersempit koridor, tingkat suku bunga jangka pendek dapat berfluktuasi.
Oleh sebab itu, langkah ini akan memperkuat ekspektasi pasar terhadap tingkat pembelian yang akan menjadi patokan baru. Gubernur Bank Sentral Tiongkok, Pan Gongsheng mengatakan telah mengambil kendali lebih besar atas likuiditas pasar, dan biaya pinjaman seluruh kurva imbal hasil pada tahun ini.
Saat ini, Perancis tampak memberi ketidakpastian politik baru. Pasalnya, koalisi sayap kiri tengah mendapat kemenangan, sehingga tidak memberi jalan bagi partai untuk dapat mengklaim mayoritas yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan.
The New Popular Front, mencakup kaum sosialis dan sayap kiri France Unbowed mendapatkan 178 kursi Majelis Nasional. Sementara Emmanuel Macron mencapai 156 suara, dan Marine Le Pen mendapat 143 suara. Dengan ketidakpastian itu, Euro dan obligasi Perancis jatuh di awal perdagangan karena semua merasakan kekhawatiran ketidakstabilan politik didalamnya.
Sebetulnya, apabila berbicara mengenai kebijakan fiskal, paling besar dalam membutuhkan dana tambahan New Popular Front Euro179 miliar per tahun, sedang National Rally butuh Euro71 miliar, dan partai Presiden Macron dan sekutunya akan mengeluarkan tambahan hanya Euro21 miliar. (*)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha