EmitenNews.com - Mengakhiri perdagangan kemarin, indeks bursa Wall Street melemah tipis. Itu seiring aksi ambil untung investor setelah indeks S&P500, dan Nasdaq membukukan penguatan kali kedelapan secara beruntun. Aksi ambil untung itu, menjelang rilis FOMC minutes pada Rabu waktu setempat.

Lalu, pidato gubernur The Fed Jerome Powell di Jackson Hole Economic Symposium akhir pekan ini. Pemangkasan suku bunga acuan hampir dipastikan dilakukan September 2024 mendatang. Namun, investor akan mencari sinyal besaran pemangkasan tersebut, apakah 25 bps atau 50 bps.

Koreksi bursa Wall Street, dan penyusutan sebagian besar harga komoditas diprediksi menjadi sentimen negatif indeks harga saham gabungan (IHSG). Namun, kelanjutan aksi beli investor asing, penguatan nilai tukar rupiah, dan peluang suku bunga acuan oleh Bank Indonesia berpotensi menjadi sentimen positif IHSG.

Oleh karena Tim Riset CGS International Sekuritas memproyeksi IHSG bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 7.490-7.445, dan resisten 7.535-7.580. saham laik koleksi yaitu BBRI, BBTN, CTRA,  BRIS, ISAT, dan CMRY. (*)