EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak terkonsolidasi membentuk pola rebound pada level support dan whipsaw psikologis 6.000. Secara teknikal Indeks berpotensi menguat pada support 5.962, dan resistance 6093.


Indikator stochastic bergerak mendatar pada area dekat oversold. MACD bergerak undervalue dengan divergence positif dengan histogram. ”Potensi untuk melanjutkan penguatan masih sangat terbuka,” tutur Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia, di Jakarta, Rabu (7/4).


Saham-saham dapat dicermati secara teknikal antara lain Acset Indonusa (ACST), Adhi Karya (ADHI), Adaro Energy (ADRO), Aneka Tambang (ANTM), Bank Negara Indonesia (BBNI), Ban Rakyat Indonesia (BBRI), Bumi Serpong Damai (BSDE), Jasa Marga (JSMR), Mitra Adiperkasa (MAPI), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Semen Indonesia (SMGR), Wijaya Karya (WIKA), dan Waskita Karya (WSKT).


Menyudahi perdagangan Selasa (6/4), Indeks surplus 0,54 persen atau 32.48 poin ke level 6.002.77. Indeks sukses bertahan pada zona psikologis 6.000 berkat saham-saham sektor pertambangan melesat 2,22 persen, dan properti menguat 1,02 persen. 


Sedang saham-saham konstruksi setelah pada perdagangan sebelumnya tertekan cukup dalam menjadi faktor utama. Saham-saham related dengan Indonesia Battery Corporation (IBC) naik setelah Menteri BUMN Erick Thohir memastikan kerja sama pengembangan proyek pabrik listrik alias EV battery dengan Tiongkok. Selain itu, laporan laba melonjak sejumlah perusahaan tambang menjadi trigger positif.


Selanjutnya, investor akan menanti data cadangan devisa Indonesia diperkirakan naik, hasil pertemuan dana moneter internasional 2021 dan bank dunia dalam panel tentang ekonomi global dan risalah pertemuan the Fed untuk Maret.


Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia melemah. Indeks Nikkei terkoreksi 1,30 persen, TOPIX minus 1,47 persen, dan CSI300 anjlok 0,41 persen mengiringi koreksi indeks berjangka AS setelah menguat ke level tertinggi sepanjang masa. Kekhawatiran Tiongkok membatasi pertumbuhan pinjaman. (*)