EmitenNews.com - Indeks-indeks Wall Street menyudahi perdagangan akhir pekan lalu dengan melemah. Itu seiring potensi kenaikan yield instrumen lebih rendah risiko, sebagai akibat dari higher for longer Fed Funds Rate. 

Namun, rilis data aktivitas manufaktur Amerika Serikat (AS) berpotensi menjadi katalis positif pekan ini. Dua lembaga terkemuka yakni S&P dan ISM, memperkirakan sektor manufaktur AS masih berada dalam level kontraktif kurang dari 50. Kondisi itu, mengindikasikan masih ada tekanan pada aktivitas industri. 

Akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan tertahan pada support dinamis MA5 di kisaran 7.031. Selain itu, indikator MACD menunjukkan pergerakan sideways. So, sepanjang perdagangan Senin, 30 Desember 2024, IHSG akan bergerak pada rentang 7.000–7.100. 

Nah, dari domestik, pasar menanti rilis data inflasi periode Desember 2024 pada Kamis, 2 Januari 2025. Inflasi diperkirakan menurun ke level 1,40 persen YoY posisi Desember 2024 dari edisi November 2024 di level 1,55 persen YoY. Sebaliknya, Desember 2024 inflasi inti akan menjadi 2,60 persen YoY dari edisi November 2024 di posisi 2,26 persen YoY.

Kondisi itu, mencerminkan adanya peningkatan harga lebih persisten pada barang, dan jasa inti. Hasil itu, mengindikasikan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan mendasar mengalami tekanan. Oleh sebab itu, Phintraco Sekuritas menjagokan sejumlah saham berikut sebagai jujukan investasi. Yaitu, INCO, PGAS, AALI, PNLF, BFIN, BRIS, dan DOID. (*)