EmitenNews.com—Memperoleh arahan positif yang cukup solid dari mayoritas indek global di Senin (23/1), IHSG berpeluang uji resistance berikutnya di 6940 pada perdagangan Selasa (24/1) pasca libur panjang akhir pekan lalu. Secara teknikal, penguatan ini dapat terjadi, jika terdapat konfirmasi breakout di 6880. Sementara mayoritas indeks utama regional masih libur untuk merayakan Lunar New Year di Selasa (24/1).

 

Keyakinan bahwa The Fed akan kembali memperlambat kenaikan sukubunga acuan di 1 Februari 2023 diperkirakan mendorong berlanjutnya rebound nilai tukar Rupiah seiring kecenderungan penurunan yield obligasi di Indonesia dalam 2 bulan terakhir. Selain itu, antisipasi BI dengan menaikan sukubunga acuan sebesar 25 bps di Januari 2023 memperkuat potensi di atas.

 

Dengan demikian, Head Of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan rebound lanjutan pada saham-saham bank, terutama BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI masih dapat berlanjut di hari ini (24/1). 

 

Nasdaq menguat 2.01% di Senin (23/1), memimpin penguatan indeks-indeks Wall Street lainnya (23/1). Saham-saham manufaktur menguat paling signifikan ditopang ekspektasi perbaikan permintaan seiring pelonggaran restriksi COVID-19 di Tiongkok. Sentimen positif lain adalah pernyataan Gubernur The Fed, Christopher Waller yang mendukung kenaikan sukubunga acuan sebesar 25 bps di FOMC awal Februari 2023. Pasalnya, Waller menilai bahwa sukubunga acuan saat ini sudah cukup tinggi untuk menekan ekonomi di AS. Kekhawatiran ini diperkuat dengan penurunan (-1.1% yoy) penjualan ritel di AS di Desember 2022 yang lebih dalam dari perkiraan (-1% yoy).

 

Sentimen terakhir di atas juga turut mendorong penguatan mayoritas indeks di Eropa pada perdagangan Senin (23/1). Hal diatas mendorong pelaku pasar di Eropa untuk kembali menilai potensi outlook ekonomi di Eropa. Terlebih, inflasi di sejumlah negara Eropa, termasuk Euro Area juga cenderung turun di Desember 2022 dibanding bulan sebelumnya.

 

Dari pasar komoditas, harga minyak bertahan di atas US$80/barel di Senin (23/1) setelah sempat mencatatkan level tertinggi dalam 7 pekan di awal perdagangan Senin (23/1).