EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan kemarin minus 0,38 persen menjadi  7.134. Secara teknikal, terjadi death cross pivot area pada indikator Stochastic RSI, dan masih terbentuk negative slope pada MACD dengan indikasi potensi pelemahan. 

Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 19 November 2024, IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan dengan menguji support 7.050, dan resistance level 7.250. Investor tengah menanti hasil rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Rabu, 20 November 2024. BI diperkirakan mempertahankan BI rate di kisaran 6 persen. 

Proyeksi itu, seiring dengan potensi pemangkasan Fed Funds Rate (FFR) edisi 2025 less aggressive. Itu akibat potensi inflasi lebih tinggi pada masa pemerintahan baru, dan pelemahan nilai tukar rupiah. Sebagai informasi, nilai tukar rupiah Rp15.845 per dolar Amerika Serikat (USD) melemah 1,18 persen secara mingguan pada Senin, 18 November 2024. 

Angka tersebut juga jauh lebih rendah dibanding asumsi APBN 2024 senilai Rp15 ribu, hampir mencapai batas atas dalam asumsi APBN 2025 sejumlah Rp15.300-16 ribu. Nah, dari global, rilis data Inflasi Euro Area, Selasa, 19 November 2024 diperkirakan meningkat 30 basis points (bps) menjadi 2 persen yoy edisi Oktober 2024. 

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan tetap 2,7 persen yoy Oktober 2024 dibanding September 2024 sebesar 2,7 persen yoy. Tingkat Inflasi ini juga memicu kekhawatiran European Central Bank (ECB) akan less aggressive 2025. Terlebih ECB telah lebih banyak melakukan pemangkasan suku bunga acuan edisi 2024 dibanding The Fed. 

Menilik data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk menelesik sejumlah saham berikut. Antara lain Mitra Adiperkasa (MAPI), MAP Aktif (MAPA), Aspirasi Hidup Indonesia (ACES), Darma Satya (DSNG), Telkom (TLKM), dan Indofood CBP (ICBP). (*)