IKN Nusantara Jalan Terus, Pemerintah Kebut Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur Dasar
IKN Nusantara desain pusat pemerintahan. dok. Okezone.
EmitenNews.com - Pemerintah terus mengebut pembangunan di lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Pemerintah mempercepat penyelesaian beberapa infrastruktur dasar di wilayah yang terletak di Kalimantan Timur itu. Di antaranya, akses logistik, Bendungan Sepaku Semoi, dan Persemaian Mentawir.
Dalam keterangannya kepada pers, di Jakarta, Jumat (17/6/2022), Koordinator Komunikasi dan Informasi Tim Transisi IKN Nusantara Sidik Pramono mengungkapkan, tiga bagian infrastruktur dasar itu sudah dimulai pembangunannya.
Pembangunan akses logistik seperti jalan, bandara, pelabuhan, diperlukan untuk meningkatkan konektivitas dan juga akses pembangunan infrastruktur lainnya di IKN Nusantara.
Sementara itu, Bendungan Sepaku Semoi di Kabupaten Penajam Paser Utara, dibangun untuk menjadi sumber pasokan air baku bagi masyarakat. Kedua infrastruktur itu di bawah tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sedangkan Persemaian Mentawir di Kabupaten Penajam Paser Utara, yang dikerjakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan menjadi tempat penyuplai bibit untuk rehabilitasi lahan dan pemulihan lingkungan.
"Masing-masing pekerjaan infrastruktur tersebut di bawah teknis dari Kementerian PUPR dan Kementerian LHK. Progress terus berjalan," katanya.
Pada semester II tahun 2022, pemerintah juga akan melakukan pematangan tanah atau land development guna mengerjakan proyek infrastruktur besar termasuk juga kawasan inti pemerintahan. Land development termasuk kegiatan perencanaan dan pelaksanaan di semester II akan berjalan. ***
Related News
Ada KEK, Pertumbuhan Ekonomi Batang dan Kendal Capai 8-9 Persen
Punya Cadangan 7,8 Miliar Ton, Roadmap Hilirisasi Silika Dirilis
Harga Emas Antam Naik Rp2.000 per Gram
Harga Emas Diprediksi Bakal Tembus Segini di Akhir Tahun, Minat?
Roadmap Hilirisasi Silika Terbit, Ada Cadangan 7,8 Miliar Ton
Aset Bank Syariah Cetak Rekor Tertinggi, Capai Rp1.028,18 Triliun





