EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal membentuk candle bearish. Breakdown dari level MA5 diikuti indicator stochastic yang membentuk death cross. Oleh sebab itu, IHSG berpotensi melanjutkan jejak koreksi. 

Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 25 Oktober 2024, IHSG diproyeksi bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. IHSG akan menjelajahi support level 7.615, dan resistance level 7,760. Phintraco Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham. Yaitu, BRIS, MAIN, TOBA, dan SCMA. 

Pagi ini, bursa Asia telah diperdagangkan mixed. Indeks Nikkei 225 menukik 0,83 persen, dan indeks Kospi menguat 0,64 persen. Tokyo CPI tercatat mengalami pertumbuhan melambat mengindikasikan konsumsi melemah, pada Oktober 2024 tumbuh 1,8 persen yoy dari periode September 2024 di kisaran 2,2 persen yoy.

Sementara itu, mayoritas indeks utama bursa Amerika Serikat (AS) ditutup mixed. Nasdaq dan S&P 500 mencatat kenaikan. Initial jobless claim turun dibanding periode sebelumnya menjadi 227 ribu klaim. S&P Global melaporkan hasil lebih kuat pada manufacturing PMI AS 47.8 pada Oktober 2024 dari September 2024 di kisaran 47.3 didorong pemangkasan suku bunga 50 bps The Fed pada September 24 mulai berdampak terhadap perbaikan aktivitas manufaktur. 

Menyudahi perdagangan Kamis, 24 Oktober 2024, IHSG susut 0,91 persen menjadi 7.716. Koreksi IHSG dipimpin saham-saham sektor healthcare 1,51 persen, dan sektor property 1,49 persen. Asing membukukan net sell Rp463,37 miliar di pasar reguler.

Saham-saham paling banyak dijual seperti: BBRI, TLKM, BMRI, SIDO, dan UNVR. Pelemahan IHSG didorong aksi taking profit investor. Pasar cenderung menanti hasil Pemilu Amerika Serikat (AS), dan rilis laporan keuangan emiten kuartal III 2024. (*)