EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kembali ditutup melemah. Itu seiring lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor sepuluh tahun paska rilis data inflasi tingkat produsen lebih tinggi dari ekspektasi. Berdasar data Biro Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS), inflasi tingkat produsen lebih baik.

Tepat, inflasi tingkat produsen edisi November 2024 naik 0,4 persen mom 3 persen yoy. Lebih tinggi dari Oktober 2024 0,3 persen mom/2,6 persen yoy dengan konsensus 0,2 persen mom/2,6 persen yoy. Sementara itu, inflasi inti tingkat produsen naik 0,2 persen mom/3,4 persen yoy, secara bulanan sesuai ekspektasi namun secara tahunan sedikit lebih tinggi. 

Koreksi mayoritas indeks bursa Wall Street, dan pelemahan sebagian besar harga komoditas diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. Sementara itu, aksi jual investor asing kembali merebak berpeluang menjadi tambahan sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). 

So, IHSG sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 13 Desember 2024, diprediksi melanjutkan pelemahan. IHSG akan menyusuri kisaran support 7.345-7.295, dan resistance level 7.445-7.490. Menilik data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk menyerap saham berikut.

Yaitu, Mitra Adiperkasa (MAPI), Map Aktif Adiperkasa (MAPA), Aneka Tambang alias Antam (ANTM), Japfa Comfeed (JPFA), XL Axiata (EXCL), Indosat Ooredoo (ISAT). (*)