EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Kamis (2/6) dibuka melemah mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street.
Semalam indeks saham Wall Street tertekan karena investor berspekulasi bahwa rilis data eknomi AS terkini yang keluar solid tidak akan membuat bank sentral AS (Federal Reserve) menghentikan siklus kenaikan suku bunga yang agresif sebagai uapya untuk menjinakkan inflasi.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik menjadi 2.92%, tertinggi dalam dua minggu, dari 2.84%.
Data memperlihatkan bahwa ekonomi AS masih berada dalam kondisi yang sehat meskipun jumlah lowongan pekerjaan (Job Openings) turun tajam selama bulan April dari bulan sebelumnya, namun masih berada di level yang tinggi. "Indikasi bahwa penawaran gaji tinggi karena perusahaan kesulitan mendapatkan pekerja memberi kontribusi pada lonjakan inflasi," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Data JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) memperlihatkan ada 11.4 juta lowongan pekerjaan hingga akhir April, turun dari 11.86 juta pada bulan sebelumnya.
Dari sekotr manufaktur, data memperlihatkan bahwa aktifitas di sektor tersebut tumbuh lebih cepat dari ekspektasi selama bulan Mei. Hal ini seiring dengan masih kuatnya permintaan atas barang jadi (manufactured goods), sehingga meredakan kekhawatiran mengenai resesi ekonomi dalam waktu dekat.
Data perhitungan akhir (Final) ISM Manufacturing PMI naik ke level 56.1 di bulan Mei dari level 55.4 di bulan April, menandakan ekspansi selama 24 bulan beruntun.
Sementara itu, data perhitungan akhir (Final) S&P Global U.S. Manufacturing PMI untuk bulan Mei di revisi ke bawah menjadi 57 dari perhitungan awal 57.5.
Untuk hari ini, Dustin memperkirakan investor menantikan rilis data Neraca Perdagangan bulan April Australia, Inflasi bulan Mei Korea Selatan, Producer Price index bulan April zona Euro serta ADP Employment Change bulan Mei AS.
Dari dalam negeri, investor menantikan rilis data Inflasi bulan Mei dan S&P Global Indonesia Manufacturing PMI untuk bulan Mei. Phillip Sekuritas memperkirakan di perdagangan hari ini IHSG cenderung bearis di rentang support 7.071 - resistance 7.185. Berikut saham yang difavoritkan.
ABMM
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 3010
Target Price 1 : 3260
Target Price 2 : 3400
Stop Loss : 2760
ARNA
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 1080
Target Price 1 : 1160
Target Price 2 : 1195
Stop Loss : 1000
BSDE
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 945
Target Price 1 : 1010
Target Price 2 : 1040
Stop Loss : 880
GOOD
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 550
Target Price 1 : 605
Target Price 2 : 625
Stop Loss : 500.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha